MOMENTUM, Bandarlampung--Pendaftaran calon kepala daerah (Cakada) ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) sekitar sebulan lagi akan dimulai.
Semakin mengerucut, pentolan-pentolan partai politik pun mulai tampak mesra dan dinilai bakal terbentuk koalisi pada Pilkada serentak mendatang.
Paling menonjol, kemesraan itu terlihat di tiga Partai. Gerindra, PKB dan PDIP untuk pencalonan gubernur dan wakil gubernur Lampung .
Dengan situasi politik terkini, dua Pengamat politik sekaligus akademisi di Lampung memprediksi koalisi tiga parpol ini akan terbentuk. Hal itu juga terlihat dari pertemuan-pertemuan antara Rahmat Mirzani Djausal, Umar Ahmad, Chusnunia dan Jihan Chalim beberapa waktu lalu.
Pengamat politik dan Akademisi dari Universitas Lampung (Unila) Bendi Juantara mengatakan, melihat dinamika koalisi parpol dalam Pillkada Lampung 2024 ini setidaknya dapat melihat beberapa hal penting.
"Pertama, di negara dengan multi partai peluang kerjasama antara partai menjadi terbuka serta sifat koalisi cair dan acak, serta campuran. Pembentukan koalisi ini dipengaruhi oleh aspek legalitas seperti pertimbangan syarat pengusulan calon dan aspek kekuasaan. Tentu juga aspek lain seperti alokasi portofolio dan elektabilitas kandidat, momentum, segmen pemilih, kaderisasi, kesamaan visi dan misi, hingga dinamika faksionalisme internal partai. Tentu nalar elit dalam pembentukan koalisi ini tetap harus mengikuti aturan-aturan normatif dalam persaingan politik, hasil dari konsensus bersama (agar meminimalisir konflik) hingga diterima oleh publik," papar Bendi kepada harianmomentum.com, Selasa (23-7-2024).
Namun demikian, kata Bendi, pola koalisi ini tentu tidak dapat dilepaskan dari pola koalisi partai di tingkat pusat hingga faktor yang ada di tingkat daerah.
"Karena ini berkaitan dengan pilkada serentak. Jadi, koalisi Gerindra dan PDIP ditambah PKB di Lampung bisa jadi terbentuk dengan hal-hal tersebut," ujarnya.
Bendi menyampaikan pada pemilihan gubernur nanti, jika koalisi ini benar terbentuk maka pasangan Mirza-Umar akan menjadi poros.
"Untuk wakil saya rasa Umar Ahmad akan masuk dalam radar RMD (Rahmat Mirzani Djausal). Selain portofolionya sebagai mantan kepala daerah, Umar Ahmad juga tokoh sentral di PDIP. Jelas itu jadi kekuatan dalam menggerakan mesin partai. Apalagi kekuatan relawan juga masif dalam mengarah pada dua kandidat tersebut saat ini. Jadi sangat mungkin saja terjadi koalisi ini," jelasnya.
Senada juga disampaikan Pengamat politik dan Akademisi Universitas Muhammadiyah Lampung (UML) Chandrawansyah.
Chandra mengatakan, mendekati waktu pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur Lampung pada tanggal 27-29 Agustus 2024, dinamika calon koalisi partai politik yang akan mengusung kader semakin mengerucut.
"Kedekatan dan pertemuan kader Partai Gerindra dengan PDIP terkait dengan akan mengusung calon gubernur dan wakil gubernur Lampung semakin intensif.
Kemungkinan memang akan ada koalisi besar partai politik nanti dalam pemilihan ini bisa terjadi, untuk saat ini," kata Chandra yang juga mantan Ketua Bawaslu Bandarlampung itu.
Menurutnya, kemungkinan akan duet antara Mirza-Umar yang merupakan representasi dari Gerindra-PDIP semakin menguat.
"Kemungkinan besar PKB juga akan masuk koalisi dalam mengusung calon tersebut.
Berikutnya, menurut dia, memang Mirza-Umar akan berduet dalam pemilihan nanti, dengan Mirza sebagai calon gubernurnya dan Umar sebagai wakil. Dari kedua bakal calon tersebut, bukan hanya PKB yang akan bergabung, kemungkinan masih ada lagi partai akan bergabung ke koalisi partai pengusung Mirza-Umar walaupun masih dinamis," tuturnya.
Ia mengira, dengan tidak memasangkan calon di panggung kontes Pilgub, PKB akan lebih mengamankan di gelanggang daerah (kabupaten).
"Ya kemungkinan PKB untuk calon wakil juga tidak akan mengusung di Pilgub. Ya bisa dibilang seperti tukar dukungan, karena di Lamtim Gerindra mengusung jago PKB (Ela Siti Nuryamah)," sebutnya. (**)
Editor: Agus Setyawan