Suara dari Lampung Soal Miftah: Manusia adalah Tempatnya Lupa dan Salah

img
Kolase Miftah dan Mufti. Ist

MOMENTUM, Bandarlampung--Viral di media sosial soal ucapan Miftah Maulana atau yang sering disapa Gus Miftah saat mengisi suatu pengajian di Magelang, Jawa Tengah. Ucapannya dinilai sebagian besar masyarakat telah melecehkan seorang warga penjual es teh, bernama Sunhaji.

Bahkan, di media sosial X dan Instagram, masyarakat mengecam ucapan Miftah karena dinilai tidak mencerminkan seorang penceramah yang semestinya memberikan kesejukan.

Padahal, Miftah Maulana ditunjuk oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan di Kabinet Merah Putih.

Mananggapi itu, Ketua PKS Lampung Ahmad Mufti Salim menyimpulkan permasalahan itu dengan sejuk.

Dia mengatakan, dari kejadian itu poin yang bisa dipetik ialah manusia adalah tempatnya lupa dan salah. Sedangkan yang terbaik ialah yang mudah meminta maaf dan beristighfar.

"Kita menyadari bahwa manusia adalah tempatnya lupa dan salah.. yang terbaik adalah yang mudah meminta maaf dan beristighfar..," kata Mufti Salim kepada harianmomentum.com, Rabu (4-12-2024).

Namun, ia juga mengingatkan untuk setiap insan berperilaku lemah lembut dan memahami hikmah dalam setiap lisan yang disampaikan.

Terlebih, seorang pendakwah yang harus memiliki keluasan dan luwes dalam menyampaikan ilmu agama.

"Walaupun, kita mesti membiasakan diri untuk bisa lemah lembut, hikmah dalam berbicara. Apalagi dakwah, dan lebih memahami keluasan dan keluwesan ilmu dalam Islam, supaya bisa lebih bijak dalam berkata, bertindak dan sebagainya," tuturnya.

Ia berharap, dari persoalan ini bisa menjadi pelajaran untuk semua masyarakat dan tak terjadi hal serupa.

"Bagus karena beliau telah mengakui kekhilafan dan meminta maaf. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, dan tidak berulang," kata Mufti.

Diketahui, sebelumnya pada waktu yang berbeda, Ahmad Mufti Salim menantang penceramah Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah untuk ngaji bareng menafsirkan kitab Ahlussunnah wal Jamaah.

Ahmad Mufti Salim menyampaikan ajakan itu melalui unggahan video di instagram pribadinya @mas.mufti pada Selasa 16 Januari 2024 lalu.

Tantangan itu merespon ceramah Miftah dalam acara pengajian akbar di Lapangan Cipta Karya, Kalianda Lampung Selatan, Jumat 12 Januari 2024) yang menyebut Wahabi identik dengan PKS. 

Dalam ceramahnya, Miftah juga mengatakan, dakwah ala Nahdatul Ulama atau NU itu menyenangkan.

"Dakwah yang menyenangkan itu ada di Ahlussunnah wal Jama'ah, yang jamiahnya namanya Nahdatul Ulama. Menyenangkan itu NU, yang suka nakut-nakuti itu Wahabi. Wahabi itu di Indonesia identik dengan PKS," kata Gus Miftah dalam potongan video ceramahnya.

Menurut Mufti Salim, apa yang disampaikan Miftah adalah sesuatu yang ngawur (tidak tepat). Ia juga menilai Miftah salah menafsirkan dan menterjemahkan dengan tidak komprehensif.

"Ngawur ini Gus Miftah, sudah menterjemahkannya ga bener dan cara menafsirkannya gak komprehensif," kata Mufti Salim.

Namun demikian, tantangan Mufti tak direspon sama sekali oleh Miftah Maulana. (**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos