MOMENTUM, Deliserdang -- Helvetia. Nama desa yang mirip dengan nama satu jenis huruf di komputer itu, helvetica, demikian cepat populer. Padahal, lokus dari kampung yang berada di Kecamatan Labuhandeli, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara itu nun jauh di sana.
Dalam tiga tahun terakhir, nama tersebut menjadi rujukan banyak warga untuk menikmati hari, terutama suasana sore hingga malam yang terasa hidup. Citraland yang membangun komplek perumahan elite dan pusat bisnis di lahan PTPN I Regional 2 itu menjadi berkah bagi pedagang kecil warga sekitar.
Perusahaan properti nasional itu bekerja sama dengan PTPN melakukan optimalisasi aset yang selama ini berupa kebun kelapa sawit. Komplek perumahan dan pusat perekonomian dibangun dengan tata ruang yang apik. Para investor datang untuk berinvestasi. Daya tarik kawasan ini demikian kuat sehingga ratusan keluarga memilih komplek perumahan ini sebagai tempat tinggal dan menjalani aktivitas harian menyongsong masa depan.
Kepala Desa Helvetia Haji Agus Salim mengatakan, sejarah desa ini tergolong fenomenal dengan rentetan peristiwa panjang. Kawasan Helvetia, kata dia, merupakan wilayah perkebunan milik PTPN yang dibangun di masa penjajahan Belanda yang kemudian dinasionalisasi tahun 1957. Bukan hanya orang lokal yang bekerja di perusahaan perkebunan, tetapi ribuan pekerja dari Jawa didatangkan. Mereka sudah turun-temurun beberapa generasi hingga saat ini.
"Kalau sejarahnya, Helvetia ini sangat panjang. Sekarang wajahnya sudah berubah. Sejak tiga tahun lalu, ketika Citraland membangun perumahan dengan sarana pendukung yang lain, desa kami jadi kota. Bapak bisa lihat sendiri sekarang hari-hari seperti apa. Kalau sore sampai malam, di sini hidup, bahkan kayak pasar. Banyak pedagang makanan dan lainnya menggelar lapak. Menurut kami, itu nilai tambah," kata Haji Agus Salim saat ditemui di kantornya, Jumat 26 September 2025.
Agus Salim mengakui, keramaian dan hadirnya pedagang dari kalangan bawah kerap menimbulkan masalah terkait dengan kenyamanan. Pada waktu-waktu tertentu terjadi kemacetan lalu lintas, lingkungan kurang bersih karena sampah, dan keruwetan lain imbas dari padatnya interaksi. Namun, hal itu hanya bersifat temporer alias sementara.
"Kalau masalah itu ya, pasti ada lah. Namanya orang ramai. Tetapi, itu kan tidak setiap hari dan suatu yang lumrah. Jadi, tidak menjadi masalah. Yang penting bagi saya, semua orang menyadari kepentingan dan kebutuhan orang lain. Para pedagang kecil atau UMKM bisa berdagang dan laku, itu sudah nilai tambah. Kalau mereka tidak ada kerjaan alias menganggur, pasti muncul masalah lain. Yang penting saling menjaga," kata dia.
Menurut dia, perubahan yang terjadi sangat berdampak positif bagi Desa Helvetia. Sebab Kawasan Perumahan dan Bisnis Citraland membuka kesempatan yang luas sebagai pusat kegiatan masyarakat, baik untuk urusan bisnis, maupun pasar kuliner yang membuka peluang bagi berkembangnya usaha-usaha kuliner khas rumahan.
Kondisi ini sangat positif bagi Desa Helvetia. Sebab Sebagian besar warganya yang berdagang jenis makanan ala kaki lima mendapat pasar di sekitar Citraland sehingga tidak perlu jauh menjemput pembeli. Hal ini sangat positif juga untuk mendorong meningkatnya perekonomian masyarakat, khususnya mereka yang sehari-hari berprofesi sebagai pedagang kuliner, karena terbuka pasar yang potensial bagi mereka untuk memasarkan dagangannya.
“Kini bisa disebut Helvetia sebagai lokasi kuliner, karena menyediakan begitu banyak jenis panganan yang dijajakan secara langsung dan dengan harga terjangkau. Jika ingin yang lebih elit tentu juga bisa didapatkan di barisan ruko-ruko yang ada di kompleks Citraland. Artinya keduanya kini hadir saling mendukung untuk perkembangan desa Helvetia ke depan,” tambahnya bersemangat.
Agus Salim terus terang mengakui, adanya kompleks perumahan dan bisnis Citraland Helvetia, memberi dampak sangat serius bagi perkembangan desa yang dipimpinnya ini.
“Sebagai Kepala Desa saya berharap keadaan ini bisa berlangsung seterusnya, dan semakain banyak warga Helvetia bisa ikut merasakan manfaatnya,” kata dia.
Di sisi lain kehadiran Citraland mendorong makin tertatanya kawasan Desa Helvetia. Dusun-dusun yang ada kini ikut membenahi kawasan mereka sehingga tertata dengan lebih baik. Kawasan Citraland menjadi contoh bagaimana permukiman bisa hadir di tengah-tengah permukiman warga dengan sangat tertata, sehingga cukup banyak manfaat yang diberikan kepada Desa Helvetia.
“Kita juga berharap pihak Citraland juga bisa ikut berperan dan berkontribusi untuk membantu penataan lingkungan di dusun-dusun yang ada. Sehingga pada akhirnya Helvetia secara keseluruhan bisa ikut merasakan manfaat dari kehadiran kompleks perumahan dan bisnis di tengah-tengah Desa Helvetia. Selain itu, Helvetia sebagai ibukota Kecamatan Labuhan Deli harus menjadi contoh tentang harmoni kehidupan masyarakat,” harapnya. (*)
Editor: Muhammad Furqon