MOMENTUM, Bandarlampung--Provinsi Lampung bakal memasuki puncak musim penghujan yang diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2025 hingga awal 2026.
Sehingga, Lampung berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, angin kencang dan banjir rob. Provinsi Lampung juga telah menetapkan status siaga darurat hidrometeorologi.
Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung Rudy Sjawal Sugiarto saat diwawancarai, Rabu (19-11-2025).
Rudy mengatakan, saat ini Lampung sudah menetapkan status siaga darurat hidrometerologi yang ditandatangani Gubernur Rahmat Mirzani Djausal.
"Tentunya dengan bekal status kedaruratan kita sudah bisa berkoordinasi dengan BNPB terkait dengan dukungan logistik dan peralatan menghadapi bencana," kata Rudy.
Menurut dia, status siaga itu memang hampir sepanjang tahun ditetapkan sejak bulan Oktober sampai enam bulan mendatang.
"Karena mengantisipasi hidrometodologi ini bukan hanya banjir. Juga kekeringan yang masuk hidrometerologi kering," jelasnya.
Selain itu, Lampung juga telah melaksanakan apel siaga menghadapi bencana hidrometeorologi.
"Diperkirakan di akhir tahun ini curah hujan akan sangat tinggi dan berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi," jelasnya.
Bahkan, dia mengungkapkan, seluruh kabupaten/kota di Lampung berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi.
Selain banjir, menurut dia, bencana puting beliung, tanah longsor dan banjir rob juga masih mendominasi di Lampung.
"Daerah yang rawan untuk pemetaan hampir seluruh kabupaten/kota di Lampung itu terdampak hidrometrologi," terangnya.
Meski demikian, Pemprov Lampung telah melakukan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana hidrometodologi yang memang tahun ini sangat ekstra.
"Kita juga sudah berkoordinasi dengan teman-teman di kabupaten/kota menyampaikan informasi untuk selalu siaga 24 jam dalam mengantisipasi bencana hidrometeorologi," sebutnya.
Selain itu, BPBD juga mengaktifkan posko yang ada di kabupaten/kota untuk merespon laporan dari kejadian bencana dari masyarakat.
Sementara, berdasarkan data tahun 2025 hingga bulan Oktober telah terjadi 114 kali bencana banjir, empat banjir rob, 136 angin kencang, 38 tanah longsor dan 5 kali gempa bumi. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya
