MOMENTUM, Bandarlampung — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bandarlampung menyatakan tidak mengalami kendala berarti dalam menangani sampah dari dapur Makan Bergizi Gratis (MBG). Pasalnya, sebagian besar sampah organik sudah dimanfaatkan warga dan peternak, sehingga volume yang harus diangkut DLH setiap hari menjadi lebih ringan.
Kepala DLH Bandarlampung, Yusnadi Ferianto, mengatakan pemanfaatan sampah organik oleh masyarakat membantu mengurangi beban pengangkutan di lapangan. Sampah jenis ini umumnya digunakan untuk pakan ternak maupun budidaya ikan.
“Dengan sampah organik yang dimanfaatkan warga, kami hanya fokus mengangkut sampah nonorganik,” ujarnya, Senin(24-11-2025)
DLH mencatat, dari 78 dapur MBG yang tersebar di kota, total sampah nonorganik yang dihasilkan mencapai sekitar 780 kilogram per hari, atau rata-rata 10 kilogram per dapur. Sampah inilah yang menjadi tanggung jawab DLH untuk diangkut setiap hari.
Selain pengangkutan, DLH juga terus memantau pemilahan sampah di setiap dapur, termasuk pengecekan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) serta kepatuhan retribusi yang seluruhnya berjalan secara nontunai.
Yusnadi menegaskan pihaknya tetap melakukan pengawasan rutin agar pengelolaan sampah di dapur MBG berjalan tertib dan tidak menimbulkan masalah lingkungan.
“Pemilahan sejak sumbernya akan terus kami dorong. Ini penting untuk menjaga kebersihan dan memastikan semua dapur memenuhi standar pengelolaan lingkungan,” katanya. (**)
Editor: Harian Momentum
