MOMENTUM, Bandarlampung--PT Pertamina Patra Niaga buka suara terkait kelangkaan BBM subsidi jenis biosolar yang terjadi di Lampung akibat adanya pembatasan distribusi di setiap SPBU. Sehingga menyebabkan penumpukan kendaraan yang mengantre.
Sales Branch Manager (SBM) PT Pertamina Patra Niaga Lampung Andi Reza mengatakan, pembatasan tersebut mengacu pada kuota di SPBU.
"Pembatasan distribusi itu mengacu pada kuota per SPBU yang telah disampaikan oleh BPH Migas dan itu harus kita salurkan sesuai dengan kutoa yang ada," kata Andi saat diwawancarai, Selasa (9-12-2025).
Meski demikian, menurut dia, saat ini proses distribusi BBM bersubsidi telah disama ratakan. Sehingga tidak terfokus di area luar Bandarlampung.
"Sebelumnya penyaluran itu terbatas hanya di beberapa SPBU yang kehabisan kuota. Tapi saat ini sudah dipastikan bahwa SPBU menyalurkan BBM sehingga distribusi antrean dapat merata khususnya di Bandarlampung," jelasnya.
Disinggung soal kelangkaan BBM nonsubsidi seperti Pertamina Dex, dia mengklaim ada keterlambatan distribusi akibat faktor cuaca.
"Untuk dex sebetulnya stoknya ada. Namun memang untuk DEX ada keterlambatan suplai. Tapi Insya Allah nanti tanggal 11 sudah dibuka kembali, sehingga sampai akhir tahun tidak ada keterlambatan lagi," tuturnya.
Dia menyarankan, masyarakat yang hendak mengisi pertamina dex untuk mencari ke SPBU di jalan tol trans sumatera.
Sementara, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemprov Lampung Mulyadi Irsan mengungkapkan, penyaluran biosolar saat ini telah mencapai 89,91 persen dari kuota 790,7 juta liter.
"Jadi masih sisa kurang lebih 10 persen sampai akhir Desember. Namun kita perlu antisipasi kebutuhan Desember ini meningkat yang biasanya pasokan kita sehari 2.100 kiloliter, kita mengusulkan ditingkatkan jadi 2.450 kiloliter," kata Mulyadi.
Dia mengungkapkan, antrean kendaraan yang terjadi di SPBU dikarenakan adanya pembatasan kuota dan distribusi oleh Pertamina.
Karena iu, pemprov meminta pertamina dapat lebih fleksibel dalam pendistribusian BBM subsidi di Lampung.
"Kita sampaikan ke depan agar diberikan fleksibilitas antar kuota di Lampung. Mana yang memang permintaannya tinggi itu ditambah kuotanya oleh Pertamina," jelasnya.
Selain itu, pemprov juga bakal menambah pengawasan dalam pendistribusian BBM. Sehingga pengawasan itu dirasakan lebih efektif dan tidak terlepas dukungan dari semua stakeholder yang ada.
"Mulai dari teman-teman SPBU, aparatur dan pemerintah daerah ini akan bahu membahu bekerjasama untuk melakukan pengawasan. Se hingga kendali distribusi BBM dan LPG itu tepat sasaran dan terlayan dengan baik," sebutnya.
Dilain sisi, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Lampung Febrizal Levi Sukmana menyampaikan, kelangkaan BBM akibat proses pendistribusiannya.
"Nah ini ada kuota yang sudah habis, ada kuota yang belum. Jadi kalau kuotanya habis itu tidak dikirim lagi. Di sini lah salah satu penyebab terjadinya kemacetan distribusi. Jadi kita minta kepada Pertamina tolong jangan kaku tapi fleksibel," jelasnya.
"Jadi meskipun sudah habis kuota dan terjadi penumpukan tetap diberikan kuota. Jadi fleksibilitas kuota antara SPBU benar-benar terjadi untuk tata kelola distribusi," tambahnya. (**)
Editor: Agung Darma Wijaya
