MOMENTUMM, Bandarlampung -- Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung mendorong agar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) ke depan tidak hanya difokuskan pada anak usia sekolah, tetapi juga menjangkau balita yang mengalami gizi buruk. Langkah ini dinilai penting untuk menekan angka stunting.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Muhtadi Arsyad Tumenggung, mengatakan selama ini penerima manfaat MBG di sekolah relatif mudah terdata karena berada dalam sistem pendidikan. Namun, balita yang berada di luar usia sekolah belum seluruhnya tercakup.
“Program MBG di sekolah sudah jelas penerimanya. Tantangannya justru pada balita, terutama yang gizi buruk, karena belum semuanya terdata," ujar Muhtadi, Jumat (12-12-2025).
Ia menjelaskan, penanganan stunting tidak bisa dibebankan hanya kepada Dinas Kesehatan. Menurutnya, persoalan gizi buruk dan stunting berkaitan erat dengan faktor lain, seperti kondisi ekonomi keluarga dan lingkungan tempat tinggal.
“Masalah stunting harus dilihat dari hulunya. Bukan hanya soal kesehatan, tetapi juga pendapatan keluarga, lingkungan, dan pola asuh. Karena itu, perlu keterlibatan dinas lain,” katanya.
Muhtadi menyebutkan, Dinas Kesehatan fokus pada penanganan aspek medis dan pemenuhan gizi balita. Sementara upaya peningkatan ekonomi keluarga dan perbaikan lingkungan menjadi peran perangkat daerah lainnya.
“Kami menangani kesehatan dan gizinya. Untuk ekonomi keluarga, bisa saja dilakukan melalui program pemberdayaan, seperti bantuan modal usaha dan pendampingan,” ujarnya.
Ia menambahkan, peningkatan ekonomi keluarga diyakini dapat berpengaruh terhadap kemampuan memenuhi kebutuhan gizi anak. Meski demikian, Muhtadi mengingatkan bahwa stunting tidak selalu terjadi pada keluarga kurang mampu.
“Ada juga keluarga menengah ke atas yang anaknya mengalami stunting. Untuk kasus seperti ini, pendekatannya melalui edukasi dan perbaikan pola asuh,” kata dia. (**)
Editor: Muhammad Furqon
