Harianmomentum.com--Prihatin
dengan kondisi masih seringnya terjadi tindak kekeraran di sekolah, pasangan
Calon Gubernur Arinal Djunaidi-Chusnunia Chalim (Nunik) bertekad untuk
menjadikan Lampung sebagai provinsi yang ramah anak.
"Lingkungan dan
sekolah seharusnya menjadi tempat pembelajaran bagi anak, sehingga mereka
memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri serta ketrampilan
yang diperlukan untuk nantinya terjun di masyarakat," ujar Cagub Lampung
nomor urut 3 Arinal Djunaidi, Jumat (23/2).
Menurut dia, saat
ini banyak sekolah yang memprihatinkan terlebih bila berbicara tetang kekerasan
terhadap anak di lingkungan sekolah. Berita-berita mengenai kekerasan terhadap
anak di sekolah kerap mewarnai pemberitaan media cetak maupun elektronik di
Indonesia.
"Anak-anak
merupakan penerus generasi masa depan bangsa ini, sehingga kita harus menjaga
mereka," kata Arinal.
Bagaimana itu bisa
terwujud, tentunya membutuhkan peran serta seluruh masyarakat baik itu dari
lingkungan bermain dan juga sekolah.
Masih kata dia, yang
paling utama ada sekolah, sebab separuh dari waktunya selalu dihabiskan di
tempat pembelajaran itu.
Untuk itu, ia berharap,
peran serta guru sangat membantu dalam mencegah terjadi kekerasan terhadap
anak.
"Sekolah adalah
benteng pertahanan, guru harus melindungi anak dari tindak kekerasan,"
ucapnya.
Pasangannya pun
mengungkapkan hal serupa. Calon Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim atau
yang akrab disapa Nunik mengatakan telah berkomitmen mendorong terwujudnya
lebih wilayah yang ramah anak di Lampung.
Sejumlah wilayah di
Lampung memang telah dicanangkan sebagai wilayah ramah anak, tapi masih ada
yang belum tersebut dan oleh sebab itu peran semua pihak untuk mewujudkannya.
"Salah satu contoh
Pemkab Lampung telah mencanangkannya Desa Labuhan Ratu VII di Kecamatan Labuhan
Ratu sebagai desa yang ramah anak," kata Nunik.
Di desa tersebut pernah
terjadi kasus kekerasan terhadap seorang anak, dengan dicanangkannya desa
tersebut itu sebagai upaya dari pemkab agar kasus kekerasan menimpa anak tidak
terulang kembali.
Sebelumnya dirinya cuti
dari bupati Lampung Timur, dirinya telah mencanangkan 24 desa dari total 264
desa agar menjadi desa yang ramah terhadap anak. Sejumlah syarat untuk menjadi
desa yang ramah anak secara bertahap pun terus dipenuhi.
"Kita harus lebih
bekerja keras, cepat, giat agar desa-desa di Provinsi itu ramah terhadap
anak," kata dia.
Selain itu, kepada
orang tua untuk memenuhi hak-hak anaknya seperti tidak memaksakan
keinginan orang tua wajib dikuti anaknya, contohnya memaksakan anak dalam hal
memilih warna.
"Jangan memaksakan
anak kita meniru kita semuanya misalnya bapaknya suka warna kuning anaknya
harus suka warna kuning padahal anaknya suka warna hitam biarkan anak berkreasi
dan memaksimalkan potensinya," ujar dia.
Berdasarkan data BPS
pada tahun 2016 dari 8.205.141 penduduk Lampung 2.722.910 adalah
anak-anak. Artinya, 30 persen penduduk Lampung adalah anak-anak,
berkaitan dengan kasus kekerasan yang terjadi di Lampung hingga September 2017,
64,42 persen korbannya anak-anak.(red)
Editor: Harian Momentum