Harianmomentum--Era teknologi
digital menjadikan media online menjamur tak terkendali. Secara tidak langsung
hal itu membuat masyarakat mempertanyakan kebenaran dan validitas data di media
online.
"Saya pernah melempar pertanyaan dalam sebuah
survei, 'Apa saja media di Indonesia yang bisa dipercaya?' Ternyata media
online belum dipercaya publik," ungkap pendiri Lembaga Survei Kelompok
Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio dikutip RMOL.co,
Senin (17/4).
Hal itu disampaikan Hendri saat menjadi salah satu pembicara dalam diskusi
bertema "Kekeliruan Kebebasan Kebablasan: Menyusun Disain Komunikasi
Politik yang Sehat" di Jaya Suprana Institute, Mall of Indonesia, Kelapa
Gading, Jakarta Utara.
Menurut Hendri, salah satu faktor kurangnya kepercayaan publik terhadap media
online, karena jumlahnya yang menjamur. Apalagi, tidak terlalu sulit bagi siapa
pun untuk membuat sebuah media online.
"Media online ini kan mudah dibuat. Didukung teknologi yang ada. Berita
apa saja bisa dinaikkan," ungkap pengamat komunikasi politik itu.
Hendri menambahkan, media online perlu meningkatkan kredibilitas
pemberitaannya. Sehingga, dapat memberi kepercayaan publik terhadap media
online.
"Mungkin perlu ditingkatkan kemampuan jurnalistik yang bagus. Cover
both side," pungkasnya.
Dalam diskusi tersebut, hadir juga narasumber lainnya. Yaitu, Eko Sulistyo dari
Deputi IV Kantor Staf Kepresidenan dan Jaya Suprana selaku salah satu penasehat
Serikat Media Siber Indonesia (SMSI).
Pada kesempatan itu, diskusi tersebut merupakan rangkaian acara deklarasi SMSI,
sebuah organisasi perusahaan media online.
Ikut hadir calon kepengurusan SMSI perwakilan dari berbagai Provinsi di
Indonesia. Dalam deklarasi organisasi yang diketuai Teguh Santosa itu, dihadiri
juga sejumlah pemimpin redaksi media online nasional.(red)
Editor: Harian Momentum