Harianmomentum.com--Bencana angin puting
beliung masih berpontesi terjadi di wilayah Kota Bandarlampung. Hal
tersebut disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi pada Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Rudi Harianto, Rabu
(13/6/2018).
Menurut
Rudi, saat ini tekanan udara di wilayah Kota Bandarlampung dalam kondisi rendah
dan lembab. Kondisi itu, bisa menjadi pemicu puting beliung, seperti
yang terjadi di kawasan Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan, Selasa
(12/6).
"Kita
pantau di wilayah UIN itu memang suhunya sangat lembab dan panas. Sehingga
ketika ada awan sibi atau komolinggo memasuki wilayah daratan di atas itu,
dimungkinkan sebelumnya terjadi angin kencang, maka terjadilah puting
beliung," kata Rudi pada harianmomentum.com, Rabu (13/6)
BMKG
belum bisa memprediksi waktu datangnya fenomena angin puting beliung maupun
kapan terjadinya. Meski begitu, lanjut dia, masyarakat bisa mengetahui
tanda-tanda akan terjadinya puting beliung, diantaranya: suhu/cuaca terasa
sangat panas sekali, adanya awan hitam menjulang di kawasan yang bersuhu panas,
dan tiupan angin agak kencang.
“Ciri-ciri
seperti itu patut diwaspadaii,” imbaunya.
Sebelumnya
dikabarkan, angin puting beliung yang melanda kawasan UIN Raden Intan
Bandarlampung, mengakibatkan sejumlah bangunan rusak dan pohon tumbang. Puting
beliung juga merobohkan tembok pagar apangan golf sepanjang 700
meter.
Selain
itu, lima bangunan sekolah juga terdampak terjangan puting beliung: SMAN 12,
SMKN 7, SMPN 36, SMPN 24 dan PAUD Negeri Pembina.
“Puting
beliung di UIN kemarin itu masih berskala lokal, luasannya yakni antara hanya 3
sampai 5 kilometer saja dan durasi terjadinya hanya 1 sampai 3 menit saja.
Kecepatan angin puting beliung biasanya antara 15 sampai 35 knot sangat
mendadak dan kencang sekali. Sementara, kalau kondisi normal biasanya kecepatan
angin antara 5 sampai 10 knot,” paparnya. (ira)
Editor: Harian Momentum