Harianmomentum.com--Kabupaten Mesuji adalah salah satu dari 15 kabupaten/ kota di Provinsi Lampung. Mesuji terbentuk sebagai daerah otonomi baru berdasarkan Undang-Undang Nomor 49 tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Mesuji.
Secara geografis, letak
Kabupaten Mesuji merupakan yang terjauh dari Ibukota Provinsi Lampung, Kota
Bandarlampung. Mesuji berbatasan langsung dengan Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Provinsi Sumatera Selatan.
Sebagain bersar wilayah
Kabupaten Mesuji merupakan daerah agraris dataran rendah yang berada pada
ketinggian 5 sampai 30 meter dari permukaan laut. Mata pencaharian
penduduknya mengandalkan sektor pertanian.
Dibanding 14 kabupaten/ kota lainya di Provinsi Lampung, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Mesjui adalah yang terendah. Tahun 2018, total APBD Mesuji hanya lebih kurang Rp800 miliar.
Bupati Mesuji Khamami memperkenalkan beras lokal produksi petani setempat pada Presiden Joko Widodo. Foto: humas pemkab
Walau begitu, Pemkab
Mesuji tidak menjadikan kondisi APBD tersebut sebagai alasan untuk tidak
optimal dalam melaksanakan program pembangunan.
Di bawah duet
kepemimpinan Bupati Khamami dan Wakil Bupati Saply, program pembangunan di
Kabupaten Mesuji, justru bergerak semakin dinamis dan efektif. Minimnya APBD,
tidak membuat Bupati Khamami habis akal untuk mengoptimalkan pelaksanaan
program pembangunan.
Mensiasati keterbatasan
anggaran, Bupati Khamami melaksanakan strategi
inovati dan efektif untuk mengoptimalkan pembangunan infrastruktur di
kabupaten setempat.
Seluruh kegiatan
pembangunan jalan yang menjadi kewenangan pemerintah kabupaten dilakukan
melalui sistem swakelola dengan melibatkan masyarakat.
“Seluruh program
pembangunan jalan yang menjadi kewenangan pemkab, kami lakukan secara
swakelola,” kata Khamami pada harianmomentum.
Dia melanjutkan, pihak
rekanan (pemborong) hanya dilibatkan untuk memasok material. Sedangkan proses
pengerjaanya, seluruhnya dilakukan oleh masyarakat.
“Kita punya alat berat lengkap. Peralatan ini kita gunakan untuk membangun jalan, dengan melibatkan masyarakat sebagai tenaga kerja. Artinya kita bisa dapat dua hal positif secara langsung. Hasil pekerjaan proyek lebih bagus dan pemberdayaan masyarakat,” ungkapnya.
Proses pengerjaan proyek jalan sistem swakelola di Kabupaten Mesuji. Foto: humas pemkab
Dia menerangkan, pelibatan
masyarakat dalam proyek pembangunan jalan tidak asal rekrut. Masyarakat yang
menjadi pekerja proyek, sudah diberikan pelatihan melalui lembaga jasa
konstruksi yang kompenten. Pengawasan pekerjaan juga melibatkan berbagai pihak
independen yang juga berkompenten . Salah satunya dari Universitas Lampung.
“Alhamdulillah dari lebih kurang 680 kilometer panjang jalan yang
menjadi kewenangan pemkab, sudah lebih dari 50 persen mengalami peningkatan
kualitas sebagai dampak dari pelaksanaan program proyek swakelola yang kita
lakukan. Untuk kualitas hasil proyek juga sangat terjamin, karena melalui uji
lab yang dilakukan tim ahli dari
Unila dan UBL (Universitas
Bandarlampung),” ungkapnya.
Tahun 2018, Pemkab
Mesuji memprogramkan pembangunan dan perbaikan jalan sepanjang seratus
kilometer: melalui APBD murni sepanjang 80 kilometer dan APBD-Perubahan 20
kilometer.
“Program pembangunan
jalan kita lakukan dengan sistem rigid beton secara bertahap. Jadi sebelum
memasuki tahap Rigid Paverment atau beton. Lebih dulu kita lakukan tahap Lead
Concrete atau lapisan beton dengan ketebalan sekitar 5 centi meter. Setelah itu
secara bertahap, ketebalan beton akan kita tambah,” jelasnya.
Bukan hanya bidang
infrastruktur jalan. Bidang pendidikan juga tak luput dari perhatian bupati
yang dikenal “gila kerja” itu. Selain menggratiskan biaya pendidikan, seluruh
murid sekolah di Mesuji juga mendapatkan bantuan seragam dan peralatan sekolah.
“Untuk guru honorer kita berikan gaji Rp1 juta
per bulan dan bantuan seragam
mengajar,” terangnya.
Selanjutnya, program
dbidang kesehatan, Khamami mengklaim Kabupaten Mesuji adalah daerah yang paling
besar menanggung iuran asuransi BPJS untuk masyarakat tidak mampu, dibanding
kabupaten/kota lain di Provinsi Lampung.
“Tahun ini kita
mengalokasikan dana Rp9,2 miliar untuk
membayar premi iuran BPJS untuk sekita 34.800 warga tidak mampu,” kata Khamami.
Demikian juga di bidang
perumahan, Pemkab Mesuji merupakan daerah yang paling banyak memberikan bantuan
pembangunan rumah bagi masyarakat tidak mampu, dibanding kabupaten/ kota lainya
di Provinsi Lampung.
Tahun 2018 ini, jumlah penerima program Bantuan Perumahan Layak Huni (Baperlahu) yang dibiayai APBD Mesuji sebanyak 1.378 unit rumah.
Lomba perahu di Kabupaten Mesuji. Foto: ist
Penerima bantuan
tersebut dibagi menjadi dua klasifikasi: Untuk penyandang disabilitas, dengan
besaran biaya untuk pembangun rumah Rp32 juta
dan klasifikasi Stimulan sebesar Rp15 juta yang diperuntukan bagi
masyarakat dengan kondisi rumah papan yang sudah memiliki material untuk bangun
rumah.
Jumlah tersebut belum
termasuk bantuan dari pemerintah pusat melalui progam Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya (BSPS) yang jumlahnya mencapai 440 unit rumah atau Rp15juta/
kepala keluarga.
"Jadi meski jumlah APBD Mesuji kecil, kita gunakana secara efektif dan optimal untuk kepentingan rakyat," imbuh Khamami.
Khamami menargetkan,
selama dua periode menjabat sebagai bupati, menjadikan kabupaten di perbatasan Provinsi Lampung dan Sumatera
Selatan itu sebagai daerah yang maju dan sejahtera. (red)
Editor: Harian Momentum