Harianmomentum.com--PTPN VII meminta kepada karyawan untuk menjadikan perayaan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam untuk meningkatkan keimanan.
Hal itu disampaikan Direktur Komersil PTPN VII Ahmad Sudarto saat peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassallam 1440 Hijriyah atau 2019 Masehi.
Ahmad Sudarto menyampaikan agar dapat menjadikan kesempatan itu untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.
"Mari kita bersama-sama mengambil hikmah dari peristiwa isra mi’raj sebagai dorongan kita untuk mendekatkan diri kita kepada sang pencipta (Allah)," ajaknya.
Menurut dia, dalam hidup tidak hanya mengejar dunia saja, tetapi juga akhirat. "Keseimbangan antara kehidupan di dunia dan akhirat itu harus sama. Kita harus meniatkan setiap aktivitas kita di dunia dalam rangka beribadah kepada Allah, termasuk aktivitas kita bekerja,” tegasnya.
Dia mengatakan salah satu bentuk dari habluminannas (hubungan dengan manusia) adalah meningkatkan kepedulian kepada yang membutuhkan.
Terlebih lagi saat ini banyak sekali musibah seperti bencana alam dan sebagaimanya yang membutuhkan bantuan. Guna mengoordinir dan menyalurkan bentuk kepedulian kita kepada lingkungan, belum lama ini PTPN VII telah membentuk Lembaga Amil Zakat (LAZIS) yang bekerjasama dengan lembaga zakat yang telah mendapatkan izin resmi dari instansi pemerintah.
“Mari kita menyalurkan sebagian riski yang kita miliki melalui LAZIS PTN 7 untuk membantu para saudara kita yang kurang beruntung dan membutuhkan,” ajaknya lagi.
Sementara itu, Ustad Muhammad Zulfikarulloh dalam tausiahnya mengajak kepada hadirin untuk meningkatkan nilai ibadah. Salah satunya salat dengan khusu'.
"Sebagai karyawan mari kita melaksanakan pekerjaan dengan iklas dan bersyukur dengan apa yang kita dapatkan, karena dengan bersyukur hidup ini akan tenang," sebutnya.
Ada lima kiat agar salat menjadi khusu yang pertama menghadirkan hati dimulai sejak kita berwudhu, paham dengan ayat alquran yang kita baca, mengagungkan nama allah, melaksanakan sholat karena allah, dan yang terakhir hadirkan seakan-akan sholat yang kita kerjakan adalah terakhir bagi kita. (rls)
Editor: Harian Momentum