Harianmomentum.com--Rasa bangga dan puas itulah yang dirasakan perempuan berhijab bernama Laila Al Khusna, saat ditemui di kediamannya Komplek Beringin Raya, Kemiling, Bandar Lampung, Minggu (30-6-2019).
Wanita yang akrab disapa Una ini mengaku bangga batik Lampung hasil karyanya sangat diminati pengusaha ritel di Afrika Selatan.
"Alhamdullah usai melakukan fashion show dan pameran Apparel, Tekstil, and Footwear (ATF) Trade Exibition di Cape Town International Convention Centre, Afrika Selatan, kita mendapat order yang cukup banyak," kata pemilik Roemah Batik Siger ini.
Una menuturkan, tidak menyangka peragaan busana yang ditampilkan mendapat apresiasi yang cukup baik.
Bahkan karyanya mendapatkan penghargaan The Best Costum terbaik pada ajang ATF Trade Exibition di Cape Town International Convention Centre.
Tidak itu saja, tambah Una Roemah Batik Siger yang dikelolanya mendapat pesanan 5 ribu batik sembagi dan 3 ribu batik tulis prada motif padi kombinasi tapis.
Menurutnya, saat ini masih tahap negoisasi waktu pengerjaan, pasalnya mengerjakan batik tulis berbeda dengan batik printing.
Pengerjaan batik tulis satu kain bisa menghabiskan waktu 1 minggu, dari mulai pola, membatik hingga pewarnaan.
Jadi si pemesan harus bersabar. Apalagi ini pesanannya banyak sekali.
Una mengaku, baru pertama kalinya mendapatkan pesanan dalam jumlah cukup besar. Dan harus ekspor ke luar negeri.
Sebelumnya, pernah beberapa kali mendapatkan order dari luar negeri namun hanya dalam jumlah ratusan saja, itupun hanya bentuk shal.
Una menuturkan, batik merupakan warisan nenek moyang yang harus dilestarikan, bila tidak nanti akan hilang.
"Ini yang membuat semangat berkratifitas dan berinovasi," kata wanita yang mulai membatik tahun 2008.
Saat ini ada 25 orang pekerja yang membatik di Roemah Batik Siger. Pekerja ini terdiri dari IRT dan penyandang disabilitas (orang dengan kebutuhan khusus) juga banyak yang belajar di tempat ini.
Beragam motif khas Lampung yang telah dibuat diantaranya siger, gajah, kapal, durian, kopi, tugu di kabupaten/ kota di Lampung, kopiah, dan lainnya.
Awal dibukanya Roemah Batik Siger ini sebagai lembaga kursus, dimana ia mengajarkan kepada ibu-ibu disekitar lingkungannya cara membantik.
Selain itu, disini juga mengajar penyandang disabilitas belajar membatik, terutana murid murid SLB di Kemiling.
"Setelah mereka pandai membatik, meminta agar Roemah Batik Siger memproduksi batik tulis, dan dipasarkan," katanya.
Alhamdulillah, hingga saat ini hasil produkainya sudah dipasarkan hingga manca negara.
Ini akan bangun kebanggaan hasil karya kita disukai negara lain, terutama bagi karyawan yang ada.
Batik Lampung harus maju promosi dan pemasarannya harus lebih baik lagi. (nur)
Editor: Harian Momentum