Harianmomentum.com--PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III membutuhkan gula mentah atau raw sugar yang sangat besar.
Direktur Utama PTPN III Holding Dolly Pulungan menjelaskan, daya giling pabrik-pabrik gula milik BUMN yang dipimpinnya semakin besar setelah menjalani revitalisasi alat-alat produksi dalam beberapa tahun terakhir.
Oleh karena itu, demi tetap bisa bersaing di bisnis gula, PTPN III setidaknya membutuhkan 525 ribu ton gula mentah untuk masa giling tahun ini.
"Kami telah melakukan revitalisasi alat produksi melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun sampai Rp 4 triliun. Jadi sekarang daya giling kami sangat tinggi sehingga butuh banyak gula mentah agar mampu mencapai produksi yang maksimal," kata Dolly dalam keterangan tertulis, Rabu (3/7/2019).
Kemampuan produksi PTPN III juga sudah teruji lewat audit yang dilakukan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Menurut dia, PTPN III lolos audit teknologi yang meliputi proses pengolahan, peralatan utama, dan pendukung, utilitas, dan kualitas produk gula putih sesuai dengan ketentuan SNI.
Dolly mengungkapkan, kini tiap pabrik PTPN III yang ada di Jawa dan Sumatra punya kemampuan menghasilkan 15 ribu ton gula setiap kali giling. Maka dari itu, Dolly menegaskan, sesuai arahan pemerintah mengenai efisiensi, maka PTPN III harus memanfaatkan dengan baik daya produksi yang kini dimiliki.
"Biaya produksi akan terserap maksimal jika setiap kali kami melakukan penggilingan, kuantitas bahan baku yang diolah mencapai batas maksimal dari kemampuan produksi pabrik-pabrik PTPN III," kata dia.
Menurut Dolly, selama ini untuk memenuhi kebutuhan gula mentah, PTPN III membeli tebu dari dari para petani. Pembelian ini sendiri dilakukan setelah PTPN III melakukan pendampingan kepada para petani. Mulai dari pembibitan, transportasi, hingga panen. Maka dari itu, Dolly menegaskan, keuntungan yang diraih BUMN seperti PTPN III akan selalu bermanfaat bagi masyarakat luas.
"Kami punya lahan tebu seluas 30 ribu hektare dengan para petani di dalamnya, kami ini padat karya. Oleh karena itu, jika kami kesulitan menjual gula dengan harga yang bersaing, kemudian misalnya kami rugi, banyak petani yang bernaung bersama kami ikut merugi," ujar dia.
Lebih jauh, Dolly menyebutkan, PTPN III akan mengikuti instruksi pemerintah dalam penggunaan gula mentah yang dibutuhkan. Menurut dia, untuk mengisi margin yang mencalai 525 ribu ton, baik gula lokal maupun impor bukan masalah.
"Pak Menteri Perdagangan yang akan menentukan hal tersebut, kami siap saja karena yang penting produksi gula kami tetap bisa ikut menjaga harga gula stabil di pasaran dan juga PTPN III bisa mendapatkan keuntungan untuk melanjutkan produksi gula," kata dia. (rls)
Editor: Harian Momentum