Harianmomentum.com--Untuk memenuhi kebutuhan listrik, warga Pekon Batuapi, Kecamatan Pagardewa, Kabupaten Lampung Barat (Lambar), mengandalkan pembangkit listrik bertenaga kincir air.
"Pembangkit listrik dengan kincir air menjadi sumber utama listrik bagi warga kami," ujar Peratin (kepala desa) Pekon Pagardewa, Aris Mulyono, Ahad (28-7-2019).
Menurut Aris, pembangkit listrik tenaga kincir itu dibangun warga secara swadaya yang dibuat secara bertahap karena biayanya yang dibutuhkan cukup mahal bagi kemapuan warga desa.
Satu pembangkit listrik kincir air, dia menyebutkan, membutuhkan biasa sekitar Rp15 juta sampai Rp20 juga. Dengan biaya sebesar ini, listrik yang dihasilkan berkisar 300 VA.
"Pembangkit listrik dengan kincir air, teknologinya sederhana sehingga daya listrik yang dihasilkan juga terbatas. Sementara perawatannya cukup rumit dan biaya membutuhkan dana tidak sedikit," katanya.
Dengan kapasitas listrik sebesar itu, cukup untuk sekadar menerangi rumah warga dan menghidupkan televisi atau barang elektronik yang konsumsi energi listrik kecil.
Hingga saat ini, kata Aris, sebagian besar rumah warga sudah memiliki penerangan listrik, meski terbatas. "Bila ada wagra yang kurang mampu dapat menyalur listrik dari tetangga yang sudah mempunyai aliran listrik," katanya.
Aris menyatakan, sebenarnya warga mengharapkan bisa memperoleh fasilitas lisitrik dan Perusahaan Listrik Negara (PLN). Namun, sejauh ini, harapan itu sulit dipenuhi karena sekitar 70 persen wilayah desa ini berada di Kawasan Hutan Lindung Register 43-B.
Kendati demikian, warga mengharapkan pada masa mendatang, kebutuhan listriknya bisa dipenuhi oleh perusahaan negara itu. "Masyarakat mengharapkan ke depan PLN bisa masuk ke desa kami," katanya. (rsp).
Editor: Harian Momentum