Harianmomentum--Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung berkomitmen membangun jalur perkeretaapian di Provinsi Lampung dengan membentuk Tim Percepatan Pembangunan Fasilitas Perkeretaapian.
Tim
yang beranggotakan terdiri dari beberapa satuan kerja terkait seperti Dinas
Perhubungan (Dishub), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), Bandar Udara
Radin Inten II, dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) ini merencanakan beberapa
percepatan pembangunan.
Diantaranya pembangunan jalur kereta api (KA) long cut trase
Rejosari - Tarahan, pembangunan double track Cempaka - Rejosari, pembangunan
sky bridge dan stasiun KA Bandara Radin Inten II.
Ketua
Tim Percepatan, Adeham mengatakan, meski pekerjaanya mengutamakan percepatan
dan secara paralel, pihaknya akan tetap berpegang teguh pada setiap peraturan
yang berlaku.
"Kalau
kira-kira proses persyaratannya membutuhkan waktu lama, maka kita sederhanakan.
Contohnya kita meminta izin kepada Dirjen Perkeretaapian yang biasanya tiga
bulan baru selesai, kalau bisa dua minggu jadi. Dan pengerjaannya juga tak
harus menunggu satu persatu selesai, namun harus berbarengan dengan yang lain.
Jadi tahun ini pekerjaan itu sudah dimulai," ungkap Adeham usai rapat
koordinasi percepatan pengambangan perkeretaapian, di Kantor Dishub Provinsi
Lampung, Selasa (1/8).
Executive
Vice President Divisi Regional IV Tanjungkarang Suryawan Putra HIA menyarankan
untuk mengusulkan total kasar anggaran pembangunan kepada Kementerian
Perhubungan di tahun 2017 walaupun Detail Enginering Design (DED) belum
terbuat.
"Bisa
saja kita mengusulkan anggaran ke pemerintah pusat dengan memperkirakan
perhitungan kasar anggaran asalkan konsep perencanaannya sudah jelas jadi tahun
depan pembangunannya sudah di mulai. Kalau kita menunggu DED jadi dulu dan
tahun depan kita anggarkan, bisa sampai dua tahun lagi kita membangunnya,"
ujar Suryawan.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Lampung Qodratul Ikhwan mengungkapkan, pembangunan perkeretaapian merupakan keharusan untuk menghadapi tantangan kedepan. Kereta api dinilainya menjadi alternatif terbaik dalam moda transportasi darat.
Menurut Qudratul, untuk kelancaran jalur kereta api dalam kota juga perlu
mengambil langkah cerdas, artinya jalur angkutan industri dan barang tak lagi
melalui Kota Bandarlampung.
Qodratul
menginginkan revisi DED dapat terlaksana dengan baik dan penyia-nyaiaan
anggaran pembuatan DED di tahun 2012 tak terjadi lagi di tahun 2017.
"DED
tahun 2012 masih perlu dikaji lagi. Sebenarnya dari lima tahun yang lalu
shortcut ini dibahas, tetapi sampai sekarang belum terealisasi. Jangan sampai
pendanaan sudah ada tapi belum terlaksana dan hanya cerita saja," tegas
dia. (ira/rls)
Editor: Harian Momentum