MOMENTUM, Bandarlampung--Gerakan Bersama Kita Kuat (Gema Taat) kembali menggelar talkshow online melalui aplikasi zoom dengan mengusung tema “Strategi dan Kebijakan ekonomi Menghadapi Dampak Covid-19 (Corona Virus Disease 2019)", Rabu (22-4-2020).
Gubernur Arinal Djunaidi menyebut kegiatan-kegiatan berupa diskusi di tengah pandemi covid-19.
Menurut gubernur, kegiatan seperti sangat strategis terutama terkait dengan perkembangan pandemi Covid-19 yang telah menyebar.
"Tanpa penyelesaian pandemi ini akan mengakibatkan beban ekonomi yang semakin besar dalam jangka panjang. Karena pandemi ini tidak lagi hanya berdampak pada kesehatan, tetapi juga berpengaruh dalam aspek sosial, keagamaan, budaya, dan ekonomi,” jelas Arinal.
Gubernur mengatakan pemerintah pusat telah mengeluarkan beberapa kebijakan dan langkah-langkah untuk menyelamatkan perekonomian nasiona, dan stabilitas sistem keuangan. Termasuk melakukan relaksasi terhadap APBN 2020.
Begitu juga Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung telah mengalokasikan anggaran pada APBD 2020 dengan melakukan rasionalisasi yang sudah terprogram untuk diprioritaskan dalam penanganan Covid-19.
Gubernur menjelaskan telah menyiapkan anggaran Rp246 milyar untuk provinsi. Lalu untuk kabupaten/kota se-Lampung diperkirakan sebesar Rp600 milyar. Sedangkan untuk dana desa dialokasikan lebih kurang Rp500 milyar. Sehingga totalnya lebih kurang Rp1,3 triliun yang disiapkan.
“Tetapi di dalam fokus penanganan untuk kepentingan ekonomi, sosial, keamanan, pada kesempatan ini saya mengharapkan adanya masukan yang nantinya bisa diselenggarakan dan dilaksanakan secara bersama,” terang Arinal.
Sementara, Sekretaris Provinsi Lampung Fahrizal Darminto menyampaikan dari struktur ekonomi dilihat bahwa sektor pertanian menjadi dominan. Harapannya sektor itu tidak begitu berpengaruh pada masa pandemi ini.
“Pada masa pandemi ini, yang kita usahakan dan difokuskan bukan lagi untuk meningkatkan perekonomian. Tetapi untuk mempertahankanya. Agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi secara merata di Provinsi Lampung,” tutur Fahrizal.
Sementara itu, Rektor Universitas Bandarlampung (UBL) M Yusuf S Barusman menjelaskan dalam menghadapi wabah itu, ada dua langkah yang harus diperhatikan yakni tidak panik dan harus sabar.
Menurut Yusuf, masalah yang dihadapi saat ini tidak sederhana. Sebelumnya hanya masalah kesehatan sekarang menjadi semakin kompleks dan berdampak pada semua orang.
"Karena itu kita juga membutuhkan cara-cara yang dapat mengcover secara keseluruhan, tidak hanya bicara secara sporadis," tuturnya.
Dia menjelaskan jika berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi global akibat pandemi ini, pertumbuhannya adalah negatif.
“Semua ada relaksasi terhadap pertumbuhan ekonomi, hal ini karena adanya pengurangan suplai atau pengurangan produksi akibat adanya gerakan di rumah saja yang mana masyarakat secara sadar untuk tetap di rumah yang tentu berakibat pada penurunan permintaan konsumsi rumah tangga, dan karena turun konsumsinya maka dari sisi industri menyesuaikan lagi dengan cara mengurangi produksinya yang tentu berimbas pada banyaknya PHK. Apabila sudah seperti ini, maka juga berakibat pada kemampuan daya beli masyarakat, dan jika tidak dapat dikendalikan maka akan berdampak lebih parah lagi,” terangnya.
Yusuf Barusman berpendapat tentang strategi dan kebijakan ekonomi dalam masa pandemi Covid-19. Pertama dengan cara memfokuskan pada pencegahan dan penghentian penularan Covid-19 dengan target secepatnya membuat kurva penularan menurun, melakukan sosialisasi terstruktur, sistematis, dan masif; tidak harus dengan PSBB.
Kedua, memastikan kebijakan pemerintah pusat terkait stimulus ekonomi diimplementasikan secara optimal dalam rangka membantu penanggulangan daya beli masyarakat melalui jaringan pengaman sosial seperti Kartu Prakerja, BLT, dll. Serta stimulus ekonomi bagi UMKM dan industri rumah tangga.
Ketiga, mempertahankan laju pertumbuhan sektor pertanian, kehutanan, industri pengolahan dan sebagainya. (rls)
Editor: Harian Momentum