MOMENTUM, Bandarlampung--Revolusi Industri 4.0 merupakan salah satu pelaksanaan proyeksi teknologi modern Jerman 2020 yang diimplementasikan melalui peningkatan teknologi manufaktur, penciptaan kerangka kebijakan srategis, dan lain sebagainya.
Ditandai dengan kehadiran robot, artificial intelligence, machine learning, biotechnology, blockchain, internet of things (IoT),serta driverless vehicle.
Perkembangan zaman membuat industri teknologi dan informasi semakin bergerak maju dan berkembang dengan pesat.
Revolusi industri 4.0 mampu mengubah segala sendi kehidupan masyarakat dari mulai pola perilaku, gaya hidup, cara orang berbelanja untuk memenuhi kebutuhan hidup, metode kerja dan transaksi keuangan, peluang bisnis dengan berbagai kompleksitas adaptasi dan tranformasi pengalaman hidup dalam aktivitas keseharian masyarakat Indonesia.
Kemajuan teknologi memungkinkan terjadinya otomatisasi hampir di semua bidang. Teknologi dan pendekatan baru yang menggabungkan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016).
Di tengah berkecamuknya kehidupan masyarakat karena merebaknya virus corona, membuat setiap orang hidup dalam ketidakpastian (uncertainty) global, oleh karena itu kita harus memiliki kemampuan untuk berinovasi dengan menciptakan ide bisnis yang sesuai dengan kondisi saat ini.
Teknologi di Indonesia saat ini semakin terdepan. Ditambah dengan adanya wabah covid-19 membuat kita untuk membiasakan diri pada kehidupan yang penuh teknologi. Revolusi Industri semakin berperan dalam kehidupan.
Salah satu telknologi modern yang saat ini dan kedepan akan semakin pesat perkembangannya mewarnai berbagai transaksi yang berbasis IT adalah Fintech atau tekfin akan menyentu transaksi yang sangat sensitif dalam bidang keuangan.
Banyak tantangan dalam era revolusi Industri 4.0. Irianto (2017) menyederhanakan tantangan industri 4.0 yaitu; (1) kesiapan industri; (2) tenaga kerja terpercaya; (3) kemudahan pengaturan sosial budaya; dan (4) diversifikasi dan penciptaan lapangan kerja dan peluang industri 4.0 yaitu; (1) inovasi ekosistem; (2) basis industri yang kompetitif; (3) investasi pada teknologi; dan (4) integrasi Usaha Kecil Menengah (UKM) dan kewirausahaan.
Berbicara dalam acara Jakarta CMO Club dengan topik "Business Wisdom During COVID-19 Era" secara virtual, Kamis (14-5-2020), Mochtar mengungkapkan dampak positif berkaitan dengan teknologi.
"Kita secara tidak sadar, kita semuanya ini sudah dipaksa dan membiasakan diri untuk hidup dalam teknologi yang baru. Seperti hari ini kita mengadakan video seminar ini adalah suatu tindakan yang sangat digitalize," kata Mochtar.
Tidak dapat dipungkiri banyak sekali peluang-peluang Era Revolusi 4.0 baik dalam bidang pendidikan, sosial, politik dan perekonomian.
Selain memiliki dampak buruk bagi beberapa pembisnis yaitu menurunnya pendapatan dikarenakan penerapan PSBB oleh pemerintah. kata Mochtar, sisi negatif pandemi Covid-19 dapat dilihat kejatuhan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia. Mulai dari Singapura hingga Amerika Serikat (AS). Dari China hingga Uni Emirates Arab (UEA).
Berbagai negara mengalami krisis finansial dan ekonomi. namun selain adanya dampak ,muncul juga beberapa peluang bisnis.
Saat ini peluang bisnis di bidang ekonomi semakin meningkat pesat. Tentunya semua kalangan saat ini sangat banyak yang mencari cairan disinfektan, obat-obatan, masker dan sarung tangan, APD, serta alat medis lainnya yang dibutuhkan baik pihak rumah sakit maupun pemerintah bahkan seluruh kalangan.
Selain itu revolusi industri 4.0 ditengah wabah covid-19 berperan pada pendidikan, sosial, budaya dan politik. Dengan adanya anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja, maka banyak kalangan yang menggunakan aplikasi Zoom untuk berdiskusi secara online.
Saat ini para pelajar menerapkan sistem belajar online (Daring), hal ini membuat para pelajar memaksakan untuk dapat mengenal adanya teknologi. Pelajar di tuntut untuk mengerjakan tugas, seperti contohnya membuat poster/vidio tentang himbauan pencengahan covid-19 dengan mengunggahnya ke beberapa aplikasi digita, seperti contoh nya melalui google classroom, quizizz dan lainnya. Tentunya teknologi seperti ini sangat bermanfaat untuk menambah pengetahuan para pelajar.
Teknologi digital ini juga memudahkan pelayanan publik bagi para pemerintahan dan perusahan. Karena saat ini banyak di beberapa daerah yang lockdown, bukan berarti pelayanan publik berhenti begitu saja, teknologi modern ini justru maju terdepan untuk pelayanan publik secara online.
Semakin majunya jual beli bisnis secara online, seperti aplikasi goofood dan goosend. Selain itu revolusi industri juga memudahkan proses transaksi secara online, tanpa harus melakukan secara tunai, yaitu bisa dilakukan seperti transaksi melalui M-Banking, E-Money dan lainnya.
Bagaimanapun Revolusi Industri 4.0 tidak bisa dihindari. Diharapkan dengan adanya roadmap yang terintegrasi tersebut mampu mengembangkan perindustrian Indonesia dengan arah yang jelas ke depannya. Menghadapi revolusi industri 4.0 harus dengan revolusi jangan evolusi. Maka kalau opsi kita menghadapinya dengan evolusi yang biasa-biasa saja, maka akibat yang ditanggung kita akan tertinggal.
saat ini strategi untuk menghadapi era revolusi industri 4.0 menjadi hal yang sangat penting. Di era ini, menitikberatkan pada kreativitas. Oleh karenanya, perubahan pola pikir sangat diperlukan. (**)
(Penulis: Erfrida Septiana Sari Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Jurusan Akuntansi Syariah)
Editor: Harian Momentum