MOMENTUM, Bandarlampung--PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Jumat (15-5-2020).
Rapat umum pemegang saham tersebut mengesahkan Laporan Keuangan Konsolidasian Perseroan dan Laporan Keuangan Keuangan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) tahun buku 2019.
Selian itu juga memberikan deviden atau pembagian laba tahun buku 2019 sebesar Rp1,007 triliun lebih atau Rp41,56 per lembar saham kepada pemerintah dan para pemegang saham.
Pada RUPST itu, Pertamina selaku pemegang surat kuasa dari Kementerian BUMN atas PT PGN Tbk mengusulkan perubahan pengurus perseroan dengan susunan baru sebagai berikut: Komisaris Utama Arcandra Tahar, Luky Alfirman dan Warih Sadono sebagai komisaris. Sedangkan posisi komisaris independen dipercayakan pada: Paiman Rahardjo, Christian H. Siboro dan Kiswodarmawan.
Posisi Direktur Utama diberikan pada Suko Hartono. Drektur Strategi dan Pengembangan Bisnis Syahrial Mukhtar, Direktur Infrastruktur dan Teknologi Redy Ferryanto.
Direktur Komersia Fariz Azis, Direktur Keuangan Arie Nobielta Kaban, Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum Beni Syarif Hidayat.
Direktur Utama PGN yang baru ditetapkan dalam RUPST itu Suko Hartono menyampaikan beberapa strategi yang hendak dilaksanakan ke depan.
Dia mengatakan, PGN akan menjalankan Peraturan Menteri (Permen) ESDM No. 8 Tahun 2020 tentang Cara Penetapan Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.
Hal tersebut sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2016 untuk memperkuat daya saing industri dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Sesuai ketentuan tersebut, harga gas industri tertentu ditetapkan sebesar USD 6 per MMBTU di plant gate.
"Diharapkan dengan tumbuhnya industri hilir akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masyarakat dan negara," kata Suko melalui rilis yang diterima Harianmomentum.com, Jumat malam.
Menurut Suko, perkuatan peran sub holding gas menjadi pekerjaan rumah utama PGN dalam jangka pendek. Hal tersebut sebagai upaya menurunkan biaya operasi. Salah satunya dengan cara integrasi dan optimalisasi aset PGN Pertagas.
“PGN akan melaksanakan efisiensi untuk menurunkan biaya operasi, salah satunya dengan integrasi infrastruktur dalam sub holding gas seperti integrasi pipa transmisi SSJW mau pun dengan pipa Pertagas Jawa Barat yang sudah menjadi keluarga besar sub holding gas," terangnya.
Selanjutnya, dalam jangka menengah panjang, efisiensi akan dilaksanakan dengan melakukan penggabungan dan integrasi usaha sejenis di dalam sub holding gas.
Tak hanya itu, inovasi produk yang akan dilakukan menjadikan gas bukan hanya sebagai komoditas. Namun sebagai nilai tambah pertumbuhan ekonomi nasional dalam multiplier effect yang dihasilkan dari pemanfaatan gas disektor hilir menjadi penting untuk didorong. Seperti pemanfaatan gas bumi oleh industri turunan gas yang meningkatkan nilai tambah produk hilir gas.
"Dalam pelaksanaannya PGN akan bekerjasama dengan pihak lain dalam membangun industri berbasis gas. Contohnya industri petrochemical dengan perusahaan yang mempunyai pengalaman di bidang tersebut dengan teknologi terkini,” ungkapnya.
Dalam upaya mendukung inisiatif pemerintah untuk menekan defisit neraca migas dalam program B30 -B50, PGN bersama mitra strategis dapat bekerjasama menyediakan produk petrochemical (methanol) yang dapat digunakan untuk membantu program tersebut,serta industri turunan lainnya.
“Dalam lima tahun ke depan, kami merencanakan target strategis untuk pemenuhan energi bagi empat juta jargas rumah tangga, serta peningkatan pengelolaan niaga gas bumi mencapai 1.800 BBTUD di domestik dan 600 BBTUD dari global LNG trading,” paparnya.
Pengembangan infrastruktur jargas itu, bukan hanya untuk melayani kebutuhan masyarakat namun juga dapat digunakan untuk memperluas infrastruktur di wilayah baru.
Diharapkan pertumbuhan ekonomi baru dapat muncul, sehingga gas bumi dapat menjadi pendorong pertumbuhan perekonomian baru.
Selanjutnya, PGN akan memperluas utilisasi gas bumi melalui pembangunan infrastruktur LNG untuk wilayah Indoneisa bagian Tengah dan Timur yang merupakan bagian konversi 52 lokasi PLTD pembangkit listrik PLN ke gas. Upaya tersebut diharapkan dapat mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi nasional.
Saat ini, PGN mempunyai lini bisnis pipanisasi Gas, CNG, dan LNG. PGN hadir melalui produk antara lain: sinergi yang menyasar segmen pelanggan industri dan komersial, Gas Kita atau Jargas untuk pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil. Kemudian, Gas Link untuk pengguna CNG atau LNG, serta GasKu yang melayani sektor transportasi yang disalurkan ke pelanggan melalui SPBG.
Sampai saat ini PGN berhasil menambah panjang infrastruktur pipa dengan total lebih kurang 10.169 kilometer atau dengan penambahan pipa sepanjang lebih kurang 253 kilometer. Rincianya: pipa distribusi lebih kurang 75 kilometer dan penambahan pipa transmisi sepanjang lebih kurang 177 kilometer. (**)
Laporan: ira/rilis
Editor: Munizar
Editor: Harian Momentum