MOMENTUM, Bandarlampung--Pandemi covid-19 berdampak signifikan terhadap seluruh sektor, terutama penurunan perekonomian dalam negeri. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Holding Migas Pertamina berkomitmen andil dalam upaya pemulihan perekonomian nasional.
Komitmen tersebut disampaikan Direktur Komersial PGN Faris Aziz dalam diskusi publik yang diselenggarakan Majelis Nasional KAHMI. Diskusi membahas peran BUMN sektor energi dan pertambangan dalam pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19 itu berlagsung, Selasa (28-7-2020).
Fariz mengatakan, PGN sebagai subholding gas berupaya dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi covid-19.
Meksi tak bisa dipungkiri, covid-19 telah mempengaruhi supply chain gas bumi domestik. PGN dan sebagian besar industri pengguna gas terdampak signifikan, secara kinerja dan finansial perusahaan.
“Kondisi demand mengalami penurunan di seluruh sektor pelanggan, khususnya pelanggan industri. Kemudian juga terjadi pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap USD yang berdampak pada harga migas,” kata Faris melalui rilis pada Harianmomentum.com, Kamis (30-7-2020)
Faris menjelaskan, bisnis migas adalah bisnis padat modal. PGN sebagai badan usaha di midstream memerlukan keberlanjutan jangka panjang terhadap bisnis tersebut. Karena itu, PGN tentu harus bisa mengelola take or pay dari pemasok hulu, sementara demand di hilir cenderung mengalami penurunan.
“Demand mengalami penurunan yang cukup tajam, khususnya di bulan April dan Mei 2020, yaitu sekitar 15%, sehingga PGN harus bisa menata kembali pengelolaan bisnis dan memastikan kehandalan infrastruktur yang ada,” ungkapnya.
Meski sempat mengalami penurunan demand, menurutr Faris supply gas untuk sektor-sektor industri pada bulan Juni 2020 sudah mulai meningkat. Pada periode Januari-Februari 2020, sebetulnya sudah lebih baik dari tahun 2019. Kemudian mulai bulan Maret 2020, kondisi COVID-19 sudah mulai menimbulkan dampak sehingga supply PGN menurun.
“Mudah-mudahan puncaknya hanya di bulan Mei 2020 dan sudah ada trend yang semakin baik, seiring dengan upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional melalui Program Ekonomi Nasional (PEN). Hal ini memberikan rasa optimisme bagi PGN, sehingga sektor-sektor industri mulai menggeliat kembali. Rata-rata Januari-Juni 2020, supply gas bumi ke PGN sebesar 735 BBTUD,” harap Faris.
Selanjutnya, Faris juga menjelaskan program-program yang dilaksanakan PGN sebagai BUMN untuk memberikan andil dan dukungan agar pemulihan ekonomi nasional.
Pertama, implementasi Kepmen ESDM 13/2020 yaitu regasifikasi dan konversi PLTMD milik PLN di 52 lokasi dalam beberapa tahun ke depan. Tugas PGN secara khusus adalah mempercepat pelaksanaan melalui Quick Win di tiga lokasi utama: PLTMD Nias, Tanjung Selor dan Sorong.
“PGN dan PLN harus bisa mengakselerasi proyek ini, sehingga bisa didapatkan sumber energi yang bisa dinikmati di wilayah-wilayah tersebut dengan harga yang bersaing. Ke depan, akan lebih banyak lagi pembangunan apabila Kepmen ESDM ini dapat terwujud, khususnya di wilayah Indonesia Tengah, Tenggara, dan Timur. Tugas PGN sebagai Subholding Gas bersama PLN untuk mewujudkan ini,” paparnya. .
Berikutnya, PGN berupaya untuk memasok lebih banyak gas sebagai energi untuk pembangkit yang ada di refinery Pertamina melalui gasifikasi Kilang Pertamina. Potensi demand di sana akan diupayakan sesegera mungkin, sehingga refinery Pertamina bisa lebih efisien dalam mengelola kegiatan bisnisnya.
“Ada du proyek utama:tambahan pasokan di Kilang Refinery Unit VI Balongan dan Refinery IV Cilacap. Seiring dengan adanya RDMP Kilang Pertamina, terutama di Balikpapan, kami sudah melakukan persiapan untuk bisa memastikan ketersediaan tambahan pasokan, termasuk kerja sama dengan pemasoknya dari Pertamina Hulu, Mahakam, maupun Pertamina Hulu Indonesia,” ungkapnya.
Pada sisi pembangunan infrastruktur, Faris mengakui bahwa memang tidak mudah melaksanakannya di era COVID-19 ini. Tapi ada beberapa proyek infrastruktur yang memang sudah berjalan sebelum pandemic dan secara konsisten akan diselesaikan oleh PGN, yang diantaraya adalah pembangunan jaringan pipa transmisi Gresik-Semarang.
Selain itu, PGN juga akan mencoba menyederhanakan pola supply dan melakukan integrasi jaringan pipa dari Sumatra ke Jawa dengan menyambungkan pipa SSWJ (South Sumatera West Java) dengan pipa WJA (West Java Area) yang.
“Kami melihat ini sebagai potensi yang bagus untuk bisa menekan biaya operasi PGN dengan menyambungkan 2 jaringan pipa besar ini. Dengan begitu, gas dari Sumatera akan lebih mudah disalurkan ke Jawa," katanya
Di Jawa bagian barat, lanjut dia, potensi demandnya besar sehingga koneksi pipa ini, juga akan memudahkan pelanggan industri mendapatkan gas dengan harga yang kompetitif.
Secara keseluruhan, pengembangan ruas pipa transmisi oleh PGN mencapai 741 km. Faris berharap, proyek ini bisa berjalan tepat waktu, sehingga pada waktunya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas, termasuk industri-industri yang ada.
“Berikutnya adalah program strategis jaringan rumah tangga (Jargas) yang akan dilaksanakan oleh PGN melalui program mandiri maupun APBN. Pemerintah menargetkan ± 4 juta sambungan gas rumah tangga dalam beberapa tahun ke depan. Salah satunya akan dilaksanakan oleh PGN dan subsidiary, sehingga rumah tangga dan pengusaha kecil bisa mendapatkan energi yang murah, yang juga bisa menekan subsidi impor gas pemerintah,” beber Faris.
Andil PGN dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional berikutnya adalah PGN menjalankan penugasan dari pemerintah untuk penyediaan gas dengan harga khusus sebesar USD 6 per MMBTU untuk Pelanggan Industri Tertentu (Kepmen ESDM 89K/2020) dan Pembangkit Listrik PLN (Kepmen ESDM 91K/2020). Faris mengungkapkan bahwa sebagian besar pelanggan industri telah menikmati harga tersebut. Berdasarkan perhitungan PGN, penyerapan gas periode bulan Juli-Desember 2020 bisa mencapai ± 240 BBTUD.
Faris menegaskan, PGN sebagai keluarga besar BUMN dan bagian dari Holding Migas serta perannya sebagai subbholding gas, turut mendukung program pemerintah dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional, khususnya melalui penerapan harga gas khusus untuk industri tertentu, Jargas dan pembangkit listrik. Secara berkelanjutan, PGN akan menjalankan kegiatan operasional dan investasi agar dapat menciptakan multiplalyer effect perekonomian nasional. (**)
Laporan: ira/rlis
Editor: munizar
Editor: Harian Momentum