MOMENTUM, Metro--Perbaikan kerusakan Jalan Hasanudin Kota Metro dengan sistem tambal sulam memerlukan dana sekitar Rp200 juta. Faktanya dana yang dianggarkan untuk rehab jalan tersebut, dipangkas untuk penangangan covid-19.

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Metro Dodi mengatakan, pemangkasan anggaran untuk penangangan covid-19 itu membuat proses rehab jalan tidak bisa optimal.  

"Kalau anggaran yang dibutuhkan sekitar dua ratus juta, baru perbaikan tambal sulam di jalan itu bisa maksimal. Tapi kan sekarang anggaran malah dipangkas dan dialihkan ke covid," kata Dodi pada Harianmomentum.com, belum lama ini.

Selain itu, menurut dia, kerusakan hasil rehan tambal sulam jalan itu juga disebabkan beberapa faktor, antara lain: kikisan air akibat saluran drainase yang tidak mengalir maksimal dan muatan mobil yang melebihi tonasse.

"Kerusakan bisa karena faktor cuaca. Kemarin baru selesai ditambal langsung hujan. Bisa juga karena kendaraan tonasse yang melebihi kapasitas kekuatan jalan itu," ungkapnya. 

Meski demikan, dia enggan membeberkan jumlah anggaran dan alokasi kegiatan tambal sulam yang telah dikerjakan.

"Yang pasti sudah kami kerjakan. Kalau tambal sulamnya rusak lagi, ya itu masih tanggung jawab kami selaku dinas terkait," kilahnya.

Dia juga menyebut, proses perbaikan tambal sulam dilakukan sesuai aturan dan standar spesifikasi yang ditetapkan.

"Tentu kami keruk dulu dasar jalan yang sudah berlubang. Lalu diatur batu sabese dan dikirim aspal. Sudah sesuailah," ucapnya.

Dia mengimbau,  warga bersama-sama memelihara kondisi jalan dengan rutin membersihkan saluran drainase di sisi jalan.

"Kami ke lokasi, ternyata drainase di sekitaran jalan itu tidak bersih. Jadi air nyumbat dan mengalir ke jalan. Nah, ini juga menjadi faktor penyebab kerusakan jalan," terangnya. (**)

Laporan: Adipati Opie

Editor: Munizar