MOMENTUM, Bandarlampung--Sejak pandemi, pengajian rutin karyawan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VII setiap Rabu di kantor direksi tidak aktif. Setelah hampir enam bulan, majelis yang selalu mengundang mubaligh untuk berbagi ilmu agama itu digelar lagi, Rabu (19-8-20).
Namun, acara digelar secara virtual sehingga kapasitas ruang rapat utama di lantai 1 yang biasanya penuh, kali ini hanya belasan orang.
Direktur PTPN VII Doni P. Gandamihardja, para kabag, dan belasan karyawan hadir dan menyimak materi yang disampaikan Ustadz. Dr. Triono. Pengajian yang baru pertama kali pasca pandemi itu juga diikuti oleh unit-unit Kerja di lingkup PTPN VII yang berada di daerah-daerah melalui fasilitas jaringan video conference.
Doni memberi pengantar singkat sebelum mimbar diisi oleh Dr. Triono. Dalam sambutannya, Doni mengajak semua karyawan mensyukuri nikmat Allah subhanahu wataala, Tuhan Yang Maha Esa atas hidup di alam merdeka Indonesia. Ia mengatakan, landasan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam berbangsa adalah yang utama.
“Sebagai warga bangsa Indonesia, kita wajib berimana kepada Alloh subhanahu wataala, Tuhan Yang Maha Esa. Dan kalau orang beriman, segala kiprahnya, dari niat, pikiran, tindakan, dan kinerjanya harus baik. Karena agama mengajarkan kita hidup dalam keseimbangan dunia akhirat yang baik dan manfaat,” kata dia.
Mengambil tema aktual, “Mensyukuri Kemerdekaan dan Tahun Baru Hijriyah untuk Kehidupan yang Lebih Baik,” Dr. Triono menerjemahkan ke implementasi kehidupan.
Ia mengatakan, seluruh bangsa Indonesia harus bersyukur atas karunia alam yang indah, subur, dengan penduduknya yang rukun sehingga bisa menjalankan ibadah dengan aman. Sebab, kata dia, dalam urusan keyakinan, tidak mudah menformulasikan konsep sehingga bisa saling menghargai dan menghormati.
Wakil Rektor Universitas Megou Pak Tulangbawang itu mengutip beberapa angka ”keramat” yang menurutnya adalah sudah menjadi ketetapan Alloh subhanahu wataala. Antara lain, Alquran turun untuk pertama kalinya pada tanggal 17 Ramadan, jumlah rakaat salat fardhu umat Islam 17 rekaat, tanggal kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus, dan korelasinya dengan Surat Al A’raf ayat 17.
“Tidak ada kejadian di dunia ini, bahkan selembar daun jatuhpun, yang tidak dalam pengaturan Alloh subhanahu wataala. Jadi, tidak ada yang kebetulan dari setiap peristiwa di dunia ini. Apalagi momen-momen besar seperti yang tadi saya sebutkan,” kata dia.
Untuk mengimplementasikan apa yang seharusnya kita lakukan dalam bersyukur, Triono mengajak semua umat Islam untuk meluruskan niat. Kedua, kata dia, dari niat itu kemudian disampaikan dengan cara yang makruf menggunakan lisan atau bahasa yang baik. Lalu, ketiga, jalankan apa yang telah direncanakan dengan niat baik dan disampaikan dengan lisan itu melalui perbuatan.
Pengajian yang kebetulan berlangsung pada akhir tahun 1441 H, tepatnya pada tanggal 30 Zulhijjah 1441 H digunakan oleh Ustadz Triono untuk mengajak karyawan bermuhasabah. Ia menyebut, setiap kejadian, termasuk kondisi perusahaan PTPN VII saat ini, adalah hasil dari apa yang dilakukan masa lalu.
Kalau terjadi sesuatu yang tidak sesuai harapan, kata dia, pada tahun baru 1442 H yang nanti malam akan datang, harus mengubah strategi.
“Pergantian tahun ini adalah waktunya untuk bermuhasabah, mengoreksi diri, membaca hikmah, dan introspeksi untuk membangun langkah ke depan yang lebih baik. Mari kita niatkan untuk kebaikan, jalankan dengan maksimal, dan terus bermunajat kepada Alloh subhanahu wataala, agar menjadi lebih baik pada tahun depan,” kata dia. (*).
Laporan: Nur/Rls
Editor: M Furqon.
Editor: Harian Momentum