Ini Modal Tersembunyi Yusuf Kohar Maju Pilwakot

img
Bakal calon Walikota Bandarlampung M Yusuf Kohar saat menceritakan pengalamannya pada Pemimpin Umum Harian Momentum Supriyadi Alfian dan jajarannya. Foto: acw

MOMENTUM, Bandarlampung--Modal menjadi poin penting bagi seseorang dalam meniti karir kehidupan. Pun dalam perpolitikan.

Tidak bisa dipungkiri, setiap bakal calon kepala daerah (bacalonkada) yang akan maju Pemilihan Walikota (Pilwakot), wajib punya modal.

Entah itu modal ilmu, modal uang, modal relasi dan jaringan, atau hanya modal pengalaman.

Pada umumnya, semua bacalonkada punya keempat modal tersebut. Termasuk bacalonkada Bandarlampung, M Yusuf Kohar.

Namun ternyata, dibalik keempat modal tersebut, Wakil Walikota Bandarlampung itu masih menyimpan satu modal tersembunyi. Yusuf menyebut, modal nekat namanya.

“Saya sejak tamat SMA modal nekat pokoknya,” ucap Yusuf Kohar saat mengunjungi kantor redaksi Harian Momentum, Selasa (25-8-2020).

Berbekal nekat, Yusuf mampu meniti karir di beberapa perusahaan besar. Salah satunya di Samudera Indonesia.

“Dulu saat ada lowongan di Samudera Indonesia, saya baru lulus kuliah. Tapi mau masuk Samudra Indonesia itu harus bisa komputer dan Bahasa Inggris. Dulu kan pas kuliah kita masih pakai mesin tik, belum bisa komputer. Bahasa Inggris saya waktu itu juga masih minim,” tuturnya.

Menurut nalar logikanya, tidak mungkin bisa lolos ke Samudera Indonesia dengan kemampuannya kala itu.

“Tapi saya modal nekat saja. Kita ikut seleksi di Samudera Indonesia. Alhamdulillah jebol. Meski kita belum lihai komputer dan bahasa Inggris,” ungkapnya.

Baca juga: Usung Jargon Bandarlampung Makmur, Yusuf Kohar Jamin Kesejahteraan RT


Di Pilwakot kali ini pun, Yusuf tidak menanggalkan modal yang satu itu, “modal nekat”. “Jujur saja ini mah, saya dulu bisa jadi wakil walikota modal nekat. Ini mau maju jadi walikota juga sama, modal nekat awalnya," ungkapnya.

Apa itu modal nekat? Menurut Yusuf, nekat sama dengan tekat. Dalam tekat ada semangat yang membara. Dengan tekat, sesuatu yang tidak mungkin alias mustahil bisa jadi mungkin.

“Pokoknya maju saja. Urusan takdir kan sudah garisan tangan. Itu ketetapan Allah. Tugas kita berjuang. Jadi tidak jadi (walikota, red) itu belakangan. Yang jelas di dunia ini tidak ada yang mustahil,” tegasnya.(**)

Laporan/Editor: Agung Chandra Widi






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos