Diduga Tolak Pasien Korban Tenggelam, RSI Metro Minta Maaf, Begini Penjelasanya

img
Manajemen RSI Metro menyampaikan permintaan maaf, sekaligus menjelaskan terkait dugaan penolakan pasien korban tenggelam

MOMENTUM, Metro--Manajemen Rumah Sakit Islam (RSI) Kota Metro menyapaikan permohonan maaf atas terjadinya kasus dugaan penolakan pasien di rumah sakit setempat. 

Direktur RSI Metro Amelius Ramli mengatakan, akan mengambil langkah tegas jika ada karyawan rumah sakit tersebut yang terbukti melakukan penolakan pasien.

"Saya melihat adanya kekeliruan dari karyawan kami,  baik itu dari satpam ataupun yang lain.Sementara ini, saya sebagai Direktur Rumah sakit Islam Metro akan menindak kepada yang melakukan di luar ketentuan aturan rumah sakit," kata Amelius pada wartawan, Senin (5-10-2020).

Menurut dia, selama ini proses pelayanan masyarakt di rumah sakit tersebut dilakukan dengan mengacu aturan dan protokol kesehatan yang ditetapkan.

"Ini jadi pelajaran bagi kami. Secara management, kami sudah melakukan sebaik mungkin. Sebelumnya itu aman-aman saja. Namun ketika karyawan kami ada yang terpapar Covid-19. terpaksa kami liburkan," terangnya.

Kepala Bidang Pelayanan Medis (Kabid Yanmed) RSI Metro Irma Malinda menambahkan, selama bebrapa hari terakhir, pihaknya memang melakukan sterilisasi ruang dan lingkungan rumah sakit. 

Langkah itu, menyusul adanya pasien covid-19 nomor 28 yang merupakan istri dari karyawan  rumah sakit tersebut.

"Lalu kami melakukan rapid tes kepada semua perawat RSI. Hasilnya ada empat perawat yang reaktif. Lalu sudah kita lakukan swab, hasilnya dua orang negatif dan dua lagi masih kita tunggu hasilnya. Insya Allah hari ini keluar hasilnya. Mudah-mudahan negatif," harapnya.

Dia melanjutkan, atas kejadian tersebut, pihak RSI melakukan rolling karyawan yang telah melakukan kontak erat terhadap keempat perawatan yang reaktif.

Dia meminta maaf terkait keteledoran pihak RSI atas tindakan yang kurang baik kepada  masyarakat yang mengakibatkan kekecewaan dari berbagai pihak.

"Terkait peristiwa kemarin, kami tidak bisa melakukan pelayanan terhadap korban tersebut karena ruangan IGD sedang dalam proses sterilisasi. Untuk dokter jaga juga sebenarnya siap siaga, tapi tidak duduk tepat di ruang iGD karena ruang IGD sedang disterilisasi," jelasnya. 

Akibat sterilisasi ruangan tersebut, pihaknya telah menyiapkan ruang sementara untuk penanganan pasien gawat darurat.

"Jadi kita buat ruangan darurat, semuanya baik dokter jaga dan lainnya. Tapi memang tidak standby di ruang IGD. Kami menyiapkan ruang belakang dan satpam di depan," terangnya.

 Pihaknya mengaku menyesal lantaran tidak dapat melakukan tindakan medis pada pasien korban tenggelam. 

"Kami tidak dapat melakukan pelayanan secara maksimal. Ke depan kita memastikan agar pelayanan bisa berjalan maksimal. Atas pernyataan dari satpam kemarin, kami minta maaf sebesar-besarnya. Kita akan menindak tegas terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran," tegasnya.

Terpisah, keluarga korban tewas tenggelam di saluran irigasi menyesalkan, penolakan penanganan oleh  pihak RSI Metro.

Abid Bisara,orangtua korban tenggelam mengungkapkan putrinya meninggal dunia dalam perjalanan, setelah pihak RSI Metro menolak melakukan penanganan. 

Korban diketahui tenggelam saat bermain bersama temannya di saluran irigasi Kelurahan Yosorejo, Kecamatan Metro Timur sekitar pukul 15.00 WIB Minggu (4-10-2020). 

"Anak saya masih bernafas dan mengalami kejang saat berhasil ditolong warga dan membawanya ke IGD RS Islam. Itu mas Iqbal, warga Yosorejo, yang mengangkat anak saya dari saluran irigasi," tuturnya.

Namun,lanjut dia, karena ada dugaan penolakan dari pihak RSI Metro,  akhirnya warga membawa korban ke RSUD Ahmad Yani. Namun, naas korban meninggal dunia dalam perjalanan.

"Saat tiba di RSUD Ahmad Yani, petugas bilang sudah enggak ada (meninggal dunia). Saya minta memastikan dokter RSUD Ahmad Yani. Mereka bilang sudah dicek berkali-kali, sudah enggak ada," sesalnya.

Dia menyayangkan sikap RSI yang seolah mengenyampingkan rasa kemanusiaan. "Saya minta penjelasan dari RS Islam, kenapa mereka menolak pertolongan putri saya, dimana hati nurani mereka," ungkapnya.(**)

Laporan: Adipati Opie/Rio

Editor: Munizar







Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos