Manusia Makan Nangka Hewan Kena Getahnya

img
Andi Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Orang makan nangka kita yang kena getahnya. Sepertinya, peribahasa itu sudah tidak relevan lagi saat ini. 

Tanpa disadari, kita sebagai manusia sudah zalim terhadap hewan. Mereka selalu menanggung akibat dari kesalahan yang kita perbuat. Terutama menyangkut perilaku buruk.

Padahal, salah satu makhluk ciptaan Tuhan itu tidak terlibat sama sekali. Contoh kecil, ketika berkendara di jalan raya. Tiba- tiba, ada mobil angkot menyalip dan langsung berhenti mendadak. 

Seketika kita akan berucap “dasar binatang, nggak tau aturan”. Padahal sudah jelas, pelakunya adalah sopir. Kenapa binatang yang disalahkan?

Contoh lainnya. Wanita selalu membenci lelaki yang kerap mempermainkan perasaan kaumnya. Lalu mereka menyebutnya dengan lelaki buaya. Padahal, buaya di tepi sungai tidak mengerti apa- apa bukan?

Yang keliaran malam- malam itu perempuan, tapi kenapa yang disalahkan kupu- kupu. Kita yang punya masalah, lalu malu. Tapi kemudian kucing jadi terlibat. Kita menyebutnya dengan malu- malu kucing.

Begitu pun dengan para koruptor. Oknum pejabat yang selalu menggerogoti uang rakyat. Manusia yang korupsi tapi tikus ikut disalahkan.

Parahnya lagi. Ketika kesalahan itu terungkap justru kambing yang dianggap jadi biang kerok. Terutama yang berwarna hitam.

Padahal. Semua hewan yang disebutkan di atas sama sekali tidak terlibat. Tidak mengerti apa- apa. Mereka hanya menjadi korban kezaliman manusia.

Setiap perilaku buruk manusia, hewan selalu ikut menanggung akibatnya. Makanya saya mengusulkan agar peribahasa di atas dirubah. Menjadi ’’manusia makan nangka tapi hewan kena getahnya.’’

Tabikpun. (**)






Editor: Harian Momentum





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos