MOMENTUM-- Kabar duka datang dari Bumi "Ramik Ragom" Provinsi Lampung. Ali Rahman, Bupati Waykanan yang baru dilantik pada 20 Februari 2025, telah meninggalkan kita semua, selama-lamanya.

Dia menghembuskan nafas terakhir, di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Senin, 10 Maret 2025, sekitar pukul 11.00 WIB.

Padahal, belum genap sebulan menjabat sebagai orang nomor satu di Kabupaten Waykanan. Dia sudah menghadap Sang Pencipta.

Saya terakhir bertemu Senin, 3 Februari 2025 (malam). Saat itu, dia masih berstatus bupati terpilih karena belum dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto. 

Ketika itu, saya bersama Munizar (Redaktur Pelaksana Harian Momentum) takziah malam ketujuh Almarhum Marsidi Hasan bin Hi.Nurhasan, di Jalan Kayumanis, Kelurahan Sepangjaya, Bandarlampung.

Almarhum Ali Rahman terlihat duduk di jejeran kursi utama bersama keluarga besar Marsidi Hasan. Usai doa bersama, dia diajak tuan rumah untuk bersantap malam di rumah sebelah (seberang jalan).

Nah, saat akan memasuki rumah itu, Almarhum sempat menyalami saya dan beberapa tamu lainnya, sembari bercanda.

"Namanya masih bupati magang, ikut aja apa arahan tuan rumah," katanya humoris. Kami pun langsung tertawa mendengarnya. 

Ternyata, kata "magang" yang dia ucapkan mengandung makna yang sangat mendalam. Layaknya orang berstatus magang, bila bekerja di sebuah perusahaan. 

Biasanya, predikat itu tidak akan lama, karena akan berubah status menjadi lebih baik. Diangkat jadi karyawan tetap.

Pun begitu dengan Almarhum Ali Rahman. Dia pergi dengan meninggalkan duka mendalam bagi empat ratusan ribu jiwa penduduk Waykanan. 

Meski banyak sekali cita-cita pembangunan yang belum sempat dia jalankan. Tapi saya yakin, Wakil Bupati Waykanan Ayu Asalasiyah akan melanjutkan perjuangan itu. Bagaimana pun, selalu ada pelangi setelah hujan.

Semoga niat baik almarhum untuk menyejahterakan rakyat dan memajukan daerah dapat terwujud di tangan penerusnya. 

Allahumma firlahu warhamhu wa'afihi wa'fu 'anhum. Tabikpun. (*)