MOMENTUM, Bandarlampung--Universitas Lampung (Unila) kembali meraih pengakuan dari lembaga pemeringkatan internasional.
Berdasarkan versi Scimago Institution Ranking, Unila berada di posisi 10 perguruan tinggi (PT) teratas nasional dan 715 tingkat dunia.
Unila sehari sebelumnya juga masuk peringkat 14 besar perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan ranking 601-800 tingkat dunia versi Times Higher Education (THE) Impact Ranking 2021.
Dikutip dari website resmi THE yakni timeshighereducation.com, penilaian berdasarkan kontribusi dalam pencapaian United Nations Sustainable Development Goals (SDGs).
Unila merupakan salah satu di antara 1.115 kampus di dunia yang masuk kategori penilaian. Skor yang diperoleh Unila sebesar 47,6-56,5 dari nilai maksimal 100.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja sama, dan TIK Unila Suharso mengatakan, Scimago Institution Ranking merupakan lembaga pemeringkatan asal Spanyol yang memberi penilaian kepada universitas dan institusi riset dunia.
Penilaian Scimago Institution Ranking didasarkan pada tiga aspek yaitu riset, inovasi, dan sosial suatu perguruan tinggi atau lembaga riset.
“Scimago erat kaitannya dengan scopus, jadi lembaga lembaga ini melakukan perankingan jurnal mulai dari Q1, Q2, Q3, dan Q4, kemudian menilai riset, inovasi, dan sosial dari suatu perguruan tinggi,” ujar Suharso, Jumat (23-4-2021).
Suharso menjelaskan, berdasarkan penilaian Scimago Ranking, Unila memiliki penelitian berkualitas dengan masuk kategori quarter-1 (Q1) yaitu 25 teratas dari 61 perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam Scimago Ranking.
“Meski secara jumlah, penelitian Unila tidak sebanyak perguruan tinggi yang di atas Unila, tapi kualitas penelitian dan nilai dampaknya besar untuk kemajuan pengetahuan dan sosial masyarakat. Ini menjadi surprise bagi dosen Unila dan cukup membanggakan,” paparnya.
Secara keseluruhan Unila mendapatkan nilai rata-rata 49 persen, untuk riset 15 persen, inovasi 98 persen, dan sosial 62 persen.
“Jadi, semakin kecil persentasenya, semakin bagus nilainya dan semakin tinggi rankingnya,” kata Suharso.
Scimago Ranking menempatkan Universitas Indonesia (UI) di posisi pertama dengan nilai rata-rata 32 persen, inovasi 87 persen, riset 11 persen, dan sosial 15 persen.
Menurut Suharso, dengan ini sudah dua lembaga dunia yang mengakui kualitas perguruan tinggi Unila.
Sebelumnya THE Impact Ranking yang menempatkan Unila pada posisi 14 besar nasional dan posisi 601-800 tingkat dunia.
“THE Impact Ranking ini penilaiannya lebih luas lagi ada aspek riset, pengajaran, penelitian, dan pengelolaan yang berkaitan dengan 17 indikator tujuan SDGs,” kata Suharso.
Bahkan, perankingan oleh Times Higher Education ini paling diakui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud.
“Times Higher Education ini merupakan lembaga bereputasi di UK-Inggris, dan kriteria penilaiannya hampir mirip dengan klasterisasi perguruan tinggi," jelasnya.
Dengan perolehan dua prestasi oleh lembaga internasional ini, Suharso berharap dapat memacu semangat para dosen Unila untuk melakukan penelitian dan menerbitkan publikasi di jurnal nasional maupun internasional.
Untuk memacu semangat dosen melakukan penelitian, Suharso mengusulkan penambahan anggaran penelitian dosen yang tahun lalu sekitar Rp28 miliar menjadi Rp32,5 miliar.
“Itu baru bisa mencakup penelitian 500 dosen. Saya ingin bagaimana separuh dosen dari total dosen Unila sekitar 1.400 orang ini bisa melakukan penelitian," tutupnya. (**)
Editor: Nurjanah/rilis
Editor: Harian Momentum