MOMENTUM--Ada beberapa sosok berpengaruh yang berjasa dalam karir jurnalistik saya. Tapi, kali ini saya ingin membahas Zulkifli Hasan (Zulhas). Sosok lainnya, mungkin akan saya ceritakan pada tulisan berikutnya.
Ya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan itu pernah membantu saya saat Uji Kompetensi Wartawan (UKW) tingkat Utama, tahun 2017.
Dalam mata uji Membangun Jejaring, kami (peserta) wajib melampirkan daftar narasumber (Narsum) sekitar 25 orang.
Harus berkelas nasional. Minimal gubernur dan jajaran forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) tingkat provinsi. Di bawah level itu, tidak diterima oleh penguji.
Wajar, karena para peserta UKW tingkat Utama itu adalah para pemimpin redaksi (Pimred) dan pemimpin perusahaan (Pimprus) di media. Tentu harus memiliki koneksi yang baik dengan para pejabat tinggi dan narsum penting lainnya.
Giliran saya dipanggil penguji untuk maju ke meja depan. Setelah menyerahkan daftar Narsum. Dia memverifikasi dan memperhatikan dengan seksama.
Pada momen itu, waktu terasa sangat lama berputar. Hening. Suhu dalam ruangan Hotel G Syariah, Kota Bandarlampung itu semakin dingin. Tapi anehnya, keringat di dahi saya justru bercucuran.
Ya, saya sangat grogi. Debaran jantung semakin cepat memompa. Takut jika Narsum tidak mengangkat telpon saat dihubungi.
"Coba hubungi ini," perintah penguji, sembari menunjuk nama Zulhas. Saat itu, jabatannya adalah Ketua MPR RI.
Mendengar perintah itu, jari tangan saya langsung bergetar. Terasa kaku untuk sekedar menekan layar android.
Bismillah. Saya pun menekan simbol memanggil berwarna hijau di layar telpon. Pada nada panggil ketiga, langsung terdengar suara seseorang dari ujung telpon.
Alhamdulillah. Saya pun langsung memperkenalkan diri kepada Zulhas. Kemudian memberi tahu jika sedang mengikuti UKW dan berada di depan penguji. Karena prosesi itu wajib.
Setelahnya, mengajukan beberapa pertanyaan berkaitan dengan dukungan Partai Amanat Nasional (PAN) terhadap salah satu calon gubernur (Cagub) di Lampung. Karena, saat itu Zulhas juga menjabat sebagai Ketua Umum (Ketum) partai berlambang matahari tersebut.
Tentu rangkaian itu belum usai. Karena saya masih diminta menghubungi empat Narsum lain: Ketua KPU RI Arief Budiman, Staf Khusus Presiden RI Andi Arief, Anggota DPD RI Andi Surya dan Kapolda Lampung Irjen Pol Suroso Hadi Siswoyo.
Saat proses akhir penilaian, penguji hanya memberi saya nilai 85 dalam mata uji tersebut.
"Seharusnya nilai mata uji jejaring ini kamu dapat 90. Tapi karena Zulhas orang Lampung, saya kasi 85 aja. Setuju?" tanya penguji.
Saya pun langsung mengiyakan. Mencontreng tanda setuju dalam kolom dan membubuhkan tanda tangan dalam lembar nilai pengujian. Bagi saya, nilai berapapun tidak masalah. Asal jangan di bawah 70. Karena sudah pasti gagal.
Pada akhir sesi UKW itu, saya dinobatkan sebagai lulusan terbaik tingkat Utama. Kemudian mendapat tiket untuk mengikuti training of trainer (ToT) yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.
Alhamdulillah. Beberapa hari lalu, setelah delapan tahun berlalu, saya berkesempatan berinteraksi kembali dengan Zulhas. Tapi jabatannya sudah berubah (sudah saya jelaskan pada alinea ketiga).
Ada beberapa hal yang dibahas, dalam pertemuan di kantornya, di lantai 3 Gedung Graha Mandiri, Jakarta Pusat. Salah satunya, tentang kemajuan pembangunan Provinsi Lampung ke depan. Semoga terwujud!
Tabikpun. (*)
Editor: Agus Setyawan