MOMENTUM, Bandarlampung--Selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level IV (darurat) di Bandarlampung kasus covid-19 justru kian meningkat.
Tercatat sejak 12 Juli hingga 25 Juli terjadi penambahan 1.350 kasus. Penambahan terbanyak terjadi pada tanggal 18 Juli 2021 yang mencapai 146 kasus.
Sejak saat itu, hingga tanggal 25 Juli penambahan kasus di Bandarlampung selalu di atas seratus pasien setiap harinya.
Berbanding terbalik dengan penambahan kasus sebelum PPKM darurat diterapkan. Berdasarkan data sejak tanggal 1 hingga 11 Juli 2021 hanya terjadi penambahan 187 kasus saja.
Secara berurutan penambahan kasus di Bandarlampung sejak tanggal 1 hingga 11 Juli antara lain: 22, 22, 15, 14, 15, 13, 15, 15, 15, 15, 17, 24.
Menanggapi hal itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bandarlampung dr Aditya M Biomed menyebutkan, peningkatan kasus tersebut dipicu adanya varian delta yang diduga telah masuk ke Lampung.
Sehingga mengakibatkan daya sebar virus tersebut menjadi lebih cepat dibandingkan dengan varian sebelum mutasi.
"Saya pikir bukan karena PPKM. Yang paling penting itu kan sudah diakui adanya varian delta yang penyebarannya luar biasa," kata Aditya kepada harianmomentum.com, Minggu (25-7-2021).
Dia menuturkan, bahkan banyak rekannya di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) dan UPTD PMI yang terpapar wabah tersebut.
"Padahal kurang apa prokesnya. Kadang-kadang bisa sekeluarga kena. Lain halnya dulu, kalau dalam satu keluarga pasti ada yang tidak kena. Tapi sekarang, pasti satu keluarga ya kena semua," sebutnya.
Selain itu, dia menyebutkan, masih banyak masyarakat yang abai dengan protokol kesehatan. Sehingga hal itu menjadi salah satu pemicu peningkatan kasus di Bandarlampung.
"Kalau boleh jujur, PPKM atau tidak masih banyak masyarakat yang tidak mau protokol kesehatan. Karena memang kesadarannya atau ketidakpercayaannya memang luar biasa," sebutnya.
Karena itu, dia mengimbau masyarakat untuk tetap sabar dan menjaga imun tubuh. Sehingga tidak mudah terserang covid-19.
"Yang paling penting sekarang itu jangan sampai sakit. Kalau anda tidak sakit itu sangat membantu kami (tenaga kesehatan)," terangnya. (**)
Laporan: Agung DW
Editor: Andi Panjaitan
Editor: Harian Momentum