Perjuangan Nakes di Tengah Pandemi, Sempat Jalani Isolasi Mandiri

img
Dwi Harsono, Koordinator Ruang Isolasi 1 RSUAM.

MOMENTUM, Bandarlampung--Pandemi Covid-19 yang melanda tanah air sejak setahun lalu, menjadi bencana terbesar dalam hidup Dwi Harsono.

Bagaimana tidak. Ketika semua orang berusaha menghindari virus itu, dia justru harus berjibaku setiap hari dengan pasien Covid-19.

Ya, sumpah janjinya sebagai tenaga kesehatan mewajibkan dirinya tetap mengemban tugas berat itu. 

Posisinya sebagai Kordinator Perawat Ruang Isolasi 1, di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek, membuatnya harus selalu siaga. Dalam segala resiko. 

Ketika ada pasien covid-19 yang meninggal, dia wajib datang ke rumah sakit. Tidak peduli itu siang, malam atau subuh sekali pun.

Karena Dwi bertanggungjawab untuk menghubungi keluarga pasien dan gugus tugas. Termasuk menyiapkan semua peralatan pemusalaran jenazah covid-19, bersama timnya.

"Saya bekerja di ruang isolasi satu ini sejak awal mula pandemi covid-19," tutur Dwi.

Banyak suka duka yang dijalaninya selama melaksanakan tugasnya. Bahkan terkadang Dwi sering dimarahi keluarga pasien. Namun, dia tetap melayani semua pasien dengan baik. 

Terlebih, jika ada pasien yang meninggal. Dia pun harus menuju RSUAM meski dini hari. "Karena saya koordinator, jadi kadang jam 2 saya harus ke sini menyiapkan segalanya," ujarnya.

Malang tak dapat ditolak. Pada Januari lalu, dia bahkan sempat dinyatakan positif terjangkit virus corona. Kekhawatiran keluarga terhadap bahaya atas beban kerjanya selama ini pun terjadi.

Tapi, Alhamdulillah. Setelah menjalani isolasi mandiri beberapa waktu, Dwi dinyatakan sehat kembali dan dapat bekerja seperti sedia kala.

"Saya pernah terinfeksi Covid pada bulan Januari. Alhamdulillah saya isolasi mandiri, kemudian diperiksa negatif, maka kerja lagi kita," sebutnya.

Menurut dia, hal itu sudah menjadi salah satu resiko sebagai tenaga kesehatan yang melayani pasien covid-19.

"Itu memang sudah resiko dari kewajiban kami sebagai petugas Covid. Kawan-kawan juga ada yang perna seperti itu," jelasnya.

Karena itu, dia berharap masyarakat bisa menjaga diri agar tidak terkena wabah tersebut. Salah satu kuncinya adalah protokol kesehatan: memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas. 

"Pesan kepada masyarakat tetap patuhi protokol kesehatan, terutama masker. Karena virus covid-19 ini erosol jadi terbang, kita mencegah daripada mengobati," harapnya. (**)

Laporan/Editor: Agung DW






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos