Dituduh Lakukan Penggelapan, Anggota DPRD Lamsel Klarifikasi

img
Anggota DPRD Lampung Selatan I Made Sukentre.

MOMENTUM, Waypanji--Anggota DPRD Lampung Selatan (Lamsel) I Made Sukentre memberikan klarifikasi terhadap laporan sejumlah tokoh Hindu Darma atas dugaan penggelapan dana bantuan sejak 2011-2015.

"Terkait hal tersebut adalah tidak benar. Saya tidak pernah melakukan penggelapan yang dituduhkan selama saya menjabat ketua PHDI Lampung Selatan," kata I Made Sukentre di hadapan awak media di gedung PHDI Lamsel, Waypanji, Rabu (27-10-2021).

Ia mengatakan bahwa selama menjabat ketua PHDI Lamsel telah melaksanakan segala program sesuai agenda.

Terkait seluruh dana bantuan PHDI Lamsel jelas I Made Sukentre, Penggunaanya sebagai berikut, bantuan hewan ternak jenis  Sapi sejumlah 12 ekor (10 betina dan 2 jantan), kandang dan lahan tanam pakan ternak dari LM3 Kementerian tahun 2011.

"Sejak 2011 sampai 2012 sapi-sapi itu di tempatkan di desa bali agung. Kita semua tahun tahun 2012 terjadi perang  (kerusuhan Napal), yang mengakibatkan kandang terbakar, sapinya entah ke mana," ujarnya.

 Setelah kejadian itu lanjutnya, ia berupaya berkomunikasi ke sejumlah pihak, alhasil 8 ekor sapi bisa kembali. "dari 8 sapi itu kami jual 4 ekor dapat diut 12 juta, 1 ekor kami berikan pada yang ngurus, yang 3 ekor lagi kami jual dapat duit 24 juta,"urainya.

Hasil jual sapi 12 juta tersebut di gunakan untuk membangun talud di kantor PHDI lamsel dan 24 juta digunakan untuk perayaan hari raya nyepi di 6 kecamatan dan semuanya ada LPJ.

Berikutnya, bantuan Bali Post Rp103 juta direalisasikan untuk beli lahan seluas dua hektare di daerah Manipo Asahan Lamtim, kemudian ditanami sawit.

Selanjutnya, PHDI Lamsel juga terima Bantuan APBD 2013 sebesar Rp30 jua, bantuan Dirjen Bimas Hindu 2014 senilai Rp30 juta, bantuan APBD 2014 sejumlah Rp50 juta, bantuan dari calon DPRD-RI Reza Vahlefi Rp5 juta,  bantuan dari Tony Eka Chandra Rp5 juta. Bantuan APBD Lamsel 2015 sebesar Rp25 juta, penjualan/bagi hasil 4 ekor anak sapi senilai Rp12 juta.

"Dana itu kami gunakan untuk pembinaan ummat tahun 2014. Kami mengadakan penataran pemangku dan perati selama 3 hari jumlah peserta 250 orang, tutornya langsung dari bali(pulau bali) 4 orang. Itu yang kami laksanakan dan itu ada panitianya, semua laporan (LPJ) ini kami sampaikan pada yang memberikan bantuan," jelasnya.

"Bantuan APBD 2014 digunakan untuk membangun pagar depan kantor (PHDI lamsel) ini, ada candi dan sebagainya. di LPJ sudah tertera semua,"sambungnya.

Bantuan APBD Lamsel 2015  di gunakan untuk kegiatan seperti pembuatan ogoh-ogoh, kegiatan olah raga dan kegiatan lainya. "Karena kami tidak ingin terjadi lagi peristiwa (kerusuhan) Lamsel terjadi lagi. Kemudian bantuan Bali Post kami gunakan untuk pembinaan pemuda di Balinuraga. Sehingga tidak satu sen pun saya melakukan penggelapan dana bantuan PHDI tersebut, bahkan ada kegiatan yang menggunakan dana pribadi saya tidak di laporkan," ujarnya.

I Made Sukentre menyampaikan bahwa enam ketua Parisada kecamatan telah menerima  LPJ semasa Ia menjabat ketua PHDI Lamsel. "Waktu itu saya sudah sampaikan laporan secara lisan, 6 orang ketua Parisada kecamatan sudah terima semua, namun satu orang ketua parisada kecamatan menerima dengan syarat LPJ tertulisnya di buat dan saya susulkan LPJ itu, akhirnya menerima.  Jadi semuanya gak ada masalah," jelasnya.

Prihal laporan tokoh ummat Hindu di Polda Lampung, ia menyerahkan proses sepenuhnya pada pihak penyidik dengan harapan aparat penegak hukum bekerja secara profesional agar terungkap kebenaran sehingga permasalah ini cepat menemui titik terang.

"Saya berharap, kenapa saya hari ini klarifikasi di hadapan media supaya jelas. Kalau saya diam saja berarti saya menyatakan betul. Saya tegaskan permasalahan ini murni internal parisade dan tidak ada kaitannya dengan partai politik,"pungkas mantan ketua PHDI lamsel.

Sementara, ketua PHDI Lamsel yang baru (dilantik mei 2021) menghimbau pada seluruh ummat hindu di bumi khagom mufakat untuk selalu menjaga kerukunan.
"Ke depan, saya berharap hal seperti ini tidak muncul lagi. Sehingga ke depan, ummat Hindu tetap berangkulan terutama untuk kemajuan ummat hindu. Tidak ada lagi hiruk pikuk yang berkaitan dengan profesi kita selaku pengurus parisada yang mengabdi pada masyarakat,"imbaunya. (*).

Laporan: Endri.
Editor: M Furqon.






Editor: Harian Momentum





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos