MOMENTUM, Bandarlampung--Ketua Pengurus Daerah (Pengda) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Lampung Faisol Djausal, menargetkan pesilat Lampung dapat tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Medan-Aceh.
Menurut Faisol dengan dukungan penuh IPSI dan Pemerintah Provinsi Lampung, silat ditargetkan kembali berjaya di tingkat nasional hingga internasional.
Target itu disampaikan Faisol saat meresmikan Padepokan Silat IPSI Lampung di Jalan Way Ngarip, Pahoman, Bandarlmpung, Kamis (24-3-2022).
Pada kesempatan itu, Faishol mengatakan ketika menerima amanat menjadi Ketua IPSI Lampung pada 2021, dia tidak dibekali sarana seperti kantor dan tempat berlatih.
"Semua berawal dari ketiadaan sarana. Namun berkat bantuan berbagai pihak seperti Dispora Lampung, IPSI kini punya kantor dan padepokan. Selama 30 tahun berkiprah di pencak silat, baru ini punya padepokan dan sekretariat," jelasnya.
Melalui padepokan itu, dia berharap dapat melahirkan atlet berprestasi. "Tolok ukur kehadiran padepokan harus menunjukkan prestasi, karena semua diukur dari prestasi. Silakan manfaatkan karena ini milik semua pesilat dan perguruan," tuturnya.
Pada peresmian ini juga digelar grand final Sirkuit IPSI Lampung yang dihadiri Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Lampung Descatama Paksi Moeda.
Dia juga menyampaikan sirkuit pencak silat yang berlangsung sejak Januari 2021 di 15 kabupaten dan kota se-Lampung. Menurut Faishol sirkuit ini tidak mudah karena salah satu rintangannya adalah pandemi.
"Sirkuit ini untuk merekrut atlet. Dalam setahun ini, kita menyeleksi atlet dari bawah dari berbagai perguruan. Butuh biaya tinggi. Bagi yang menang tetap berlatih demikian juga yang kalah. Kapan pun dibutuhkan siap pakai. Jangan hanya berlatih saat akan dibutuhkan untuk turnamen," jelasnya.
Grand final ini akan berlangsung empat hari 24-27 Maret 2022 di Padepokan IPSI Lampung. Ajang ini diikuti 79 pesilat yang berasal dari juara 1 dan juara 2 dari tiga zona.
Sebanyak 16 kelas dipertanggungkan, terdiri dari 10 kelas putera (A-J) dan enam kelas puteri (A-F). Kemudian, sebanyak 16 juri berkualifikasi daerah, nasional, dan internasional. (red)
Editor: Agung Darma Wijaya