MOMENTUM, Bandarlampung -- Pada setiap pelaksanaan pesta olahraga empat tahunan se-level Pekan Olahraga Provinsi (Porprov), hampir selalu ditemukan berbagai persoalan di lapangan, terutama dalam pendaftaran atlet. Meskipun tidak selalu muncul, namun perlu diwaspadai sejak awal.

Hal itu disampaikan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Lampung, Yusuf S. Barusman terkait akan digelarnya Porprov IX.
Meski pelaksanaannya masih tertatif sekitar November 2022, kata dia, harus diupayakan seaman mungkin dari hal-hal kecurangan-kecurangan terkait status atlet yang menjadi wakil dari KONI daerah.

Salah satunya adalah tentang perpindahan atlet dari satu daerah ke daerah lain sepanjang masih dalam lingkup provinsi Lampung, juga ada kemungkinan bahwa daerah tertentu memanggil atlet yang selama ini kuliah di daerah lain.

“Ya dibuat saja acara sedemikian rupa yang dibuat bersama-sama KONI Kabupaten Kota se Lampung. Administrasi yang jelas sangat diperlukan. Misalnya dengan dibuktikan KTP elektronik atau bukti lain agar bisa membatasi kemungkinan “mengimpor atlet” dari luar Lampung.” Katanya.

Dia mencontohkan, misalnya ada Mahasiswa Lampung yang kuliah di luar daerah se Indonesia, boleh saja turut didaftarkan kontingen daerah tertentu, asal persyaratannya jelas dan tidak dibuat-buat.

“Terpenting dibuat aturan dan persyaratan yang jelas sejak awal. Sehingga semua pihak memahami dan menyetujuinya. Tujuan Prorpov yang terpenting dalah memunculkan potensi dan bakat-bakat atlet baru di semua cabang olahraga sebagai bentuk pembibitan jangka panjang,” tambah Rektor UBL itu.

Ini menjadi penting, karena pesta akbar se provinsi ini harus jauh dari perbuatan non sportif yang akan menodai nilai-nilai sportivitas dalam olahraga.

Yusuf juga mengingatkan bahwa Porprov ini adalah hajatnya pemerintah Provinsi Lampung, dimana KONI sebagai mitra Pemprov akan berkonsultasi dan menjalankan tugas teknis dengan cermat dan tepat. (*)