Surat Terbuka untuk PT Angkasa Pura II

img
Andi S. Panjaitan, Pemred Harian Momentum.

MOMENTUM-- Selamat malam menjelang pagi para direksi PT Angkasa Pura II, dimana pun anda berada. Tabikpun.

Salam hormat dari saya, warga yang berdomisili di Provinsi Lampung. Semoga bapak- bapak direksi yang terhormat selalu dalam keadaan sehat.

Mohon izin, saya ingin mencurahkan isi hati (curhat) sedikit, mengenai kondisi bandar udara (Bandara) Raden Inten II yang kami (warga Lampung, pen) banggakan.

Sejak 18 Desember 2018, Bandara Raden II yang berlokasi di Kabupaten Lampung Selatan, telah resmi berstatus Internasional. Sebelumnya berstatus domestik.

Pemerintah Pusat melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menetapkan status itu berdasarkan Surat Keputusan Menhub RI nomor KP 2044 Tahun 2018.

Kemudian, mulai 1 Januari 2020 hingga 31 Desember 2050, PT Angkasa Pura II secara resmi mengelola bandara tersebut. 

Hal itu ditandai dengan Perjanjian Kerja Sama tentang Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) Barang Milik Negara Pada Bandar Udara Kelas I Raden Inten II Lampung.

Acara seremoni penandatanganan KSP itu dilakukan pada Sabtu 12 Oktober 2019 lalu. Bersama Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub. Sedikit saya uraikan biar bapak direksi tidak lupa.

Kebetulan, kemarin sore saya ke Bandara Raden Inten II, menjemput keluarga. Karena pesawat yang mereka tumpangi belum mendarat, saya memutuskan menunggu di gedung parkir bandara.

Saat menghidupkan sebatang rokok, ada seorang pengunjung yang menghampiri saya. Karena saling kenal, kami pun mengobrol. Dia lalu curhat, karena di gedung parkir tersebut tidak tersedia toilet. 

Karena tidak percaya, saya langsung menuju lokasi yang dia sebutkan. Saya kaget. Di lantai I gedung parkir tersebut toiletnya tidak berfungsi. 

Kemudian saya naik ke lantai II. Di lokasi itu juga sama. Toiletnya tidak berfungsi. Ada pengumuman yang ditempel di pintu toilet. “Silahkan menggunakan toilet di area selasar terminal”.

Tapi esensinya bukan tulisan itu. Melainkan kondisi di sekitar toilet itu sangat jorok. Bahkan bau pesing. Dari jarak lima meter aroma tidak sedap itu sudah tercium. Jika dibutuhkan, saya sudah siapkan foto dan videonya.

Kondisi itu sangat tidak sesuai dengan standar internasional yang melekat pada status bandara tersebut. Saya membuat tulisan ini karena merasa memiliki. Sebagai warga Lampung saya malu atas kondisi tersebut. 

Bapak pernah masuk toilet umum di pasar tradisional atau terminal? Nah, kondisinya (bau dan kotor) sebanding atau mungkin lebih parah dari itu. 

Mungkin bapak Muhammad Awaluddin sebagai Direktur Utama PT Angkasa Pura II perlu mengevaluasi kinerja para bawahan bapak di sana. 

Memang, Asisten Manager Operasi dan Pelayanan Bandara Radin Inten II telah mengklarifikasi terkait hal itu. Karena alasan pendemi, maka operasional toilet dibatasi. Para pengunjung dan penumpang bisa menggunakan toilet di selasar terminal.

Saya tidak terlalu mempersoalkan hal itu. Tapi setidaknya, meskipun tidak difungsikan, tolonglah bersihkan area toilet yang jorok dan bau pesing itu. 

Saya sebagai warga Lampung malu pak. Toilet bandara berkelas internasional tapi kondisinya tidak selayaknya. Sangat memalukan.

Walau pun para direksi bukan warga Lampung, setidaknya pandanglah keberadaan bapak Erick Tohir sebagai Menteri BUMN. Keluarganya berasal dari Lampung loh pak.

Semoga tulisan ini mampu menggugah perasaan para bapak direksi yang terhormat, untuk segera berbenah. Kami sangat bangga dengan Bandara Raden Inten II.

Tabikpun. (*)






Editor: Harian Momentum





Berita Terkait

Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos