MOMENTUM-- Jika tidak ada campur tangan Allah SWT, entah bagaimana nasib kami, kemarin.
Usai menghadiri acara di Kabupaten Mesuji, kami bergegas pulang menuju Kota Bandarlampung. Menggunakan dua mobil.
Mobil pertama berisi empat orang: Wirahadikusumah, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Lampung, Segan Petrus Simanjuntak, Eka Setiawan dan saya sendiri.
Di mobil kedua hanya dua penumpang: Dewan Penasehat PWI Lampung, Supriyadi Alfian dan Glenn Krishnadwipa Sule.
Sekitar pukul 17.15 WIB kami berenam berpamitan dengan para pengurus PWI Kabupaten Mesuji, yang berkumpul di Hotel Adzam, Kecamatan Tanjungraya.
Ditengah guyuran hujan, kami putuskan segera pulang karena tugas di kantor redaksi masing- masing sudah menunggu.
Karena minim penerangan dan terbatasnya rambu- rambu lalulintas, mobil yang dikemudikan Ketua Wira sempat kehilangan kendali.
Tepatnya di tikungan maut Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Desa Gunungbatin, Simpang Pematang, Mesuji.
Karena tidak menyadari ada tikungan tajam ke kanan, mobil kami sempat bermanuver ke kanan dan kiri.
Ban sebelah kanan sempat terangkat dan berdecit. Saat itu kecepatan mobil sekitar 80 kilometer/jam.
Beruntung, Wira masih mampu menguasai kemudi sehingga mobil tidak terbalik. Tapi sempat melintang di tengah jalan.
Untungnya lagi, disaat insiden tersebut tidak ada kendaraan dari arah berlawanan.
Begitu pun dari arah belakang. Jika tidak, entah bagaimana nasib kami berempat.
Di posisi bangku penumpang depan sebelah kiri, Segan Petrus sempat panik.
Begitu pun saya dan Eka Setiawan yang duduk di bangku penumpang bagian tengah.
Eka sempat terpental ke bagian pintu mobil sebelah kanan dan ke arah bangku depan (pengemudi).
Tapi Alhamdulillah, Tuhan masih sayang dengan kami.
Dia masih memberi perlindungan sehingga kami bisa selamat dari maut.
Semoga itu menjadi insiden pertama dan terakhir bagi kami. Tabikpun. (**)