Sepakbola Porprov IX, Pemain dan Official Kota Metro Keroyok Wasit

img
Aksi pengeroyokan pemain dan official kesebelasan Kota Metro terhadap wasit

MOMENTUM, Bandarlampuing--Pertandingan sepak bola Porprov  IX Lampung, di Stadion Sumpah Pemuda PKOR Wayhalim, Bandarlampung yang mempertemukan kesebelasan Kota Metro dan Kabupaten Lampung Tengah, diwarnai kericuhan, Sabtu (3-12-2022).

Para pemain dan official kesebelasan Kota Metro mengeroyok wasit, bahkan match commissioner atau pengawas pertandingan yang bermaksud melerai, turut menjadi sasaran.

Kericuhan dipicu kartu merah yang diberikan wasit kepada salah seorang pemain Kota Metro, saat babak kedua baru berjalan lebih kurang 10 menit dengan skor imbang 1-1.

Saat itu, kesebelasan Kota Metro mendapatkan hadiah tendangan bebas, sekitar tiga meter di luar kotak pinalti kesebelasan Lampung Tengah. Hadiah tendangan bebas itu, menyusul pelanggaran salah seorang pemain Lampung Tengah.

Belum sempat tendangan bebas dilakukan, tiba-tiba wasit mengeluarkan kartu merah untuk salah seorang pemain Metro. Kartu merah itu, diduga diberikan karena pemain Metro melakukan protes keras dengan mengeluarkan kata-kata tidak pantas kepada wasit.

Tak terima dengan kartu merah itu, official kesebelasan Metro melakukan protes keras dari pinggir lapangan. Mereka pun meminta para pemain Metro untuk keluar dari lapangan. Aksi protes pemain dan official kesebelasan Kota Metro terus berlanjut di pinggir lapangan. 

Upaya match commissioner menengah insiden tersebut tak membuahkan hasil. Official dan pemain Kota Metro justru tetap ngotot untuk tidak melanjutkan pertandingan. Akhirnya, kesebelasan Kota Metro dinyatakan kalah WO (walkover). Wasit pun meniup peluit panjang tanda pertadingan selesai untuk kemenangan Lampung Tengah.

Tidak puas dengan keputusan tersebut, pemain dan official Kota Metro langsung mengejar dan mengeroyok wasit serta perangkat pertandingan lainya.

Ketua Asprov PSSI Lampung Edy Syamsu menyesalkan kejadian tersebut. Menurut dia, semestinya insiden memalukan itu tak perlu terjadi, jika seluruh official bisa bersikap bijak menenangkan para pemain, bukan justru ikut emosi.

"Kami minta semua tim membuat kesepakatan. Berani tidak menjaga keamanan. Saat technical meeting itu juga sebenarnya sudah disepakati, lalu diputuskan tanpa penonton, makanya diizinkan kepolisian," kata Edy Syamsu.

Dia juga memastikan, pertandingan selanjutnya tetap berjalan sesuai jadwal. “Pertandingan berikutnya masih jalan. Tapi yang jelas, berikutnya tidak ada penonton selain pengurus Askab dan perwakilan kontingen," tegasnya. 

Terkait sanksi atas kericuhan tersebut, dia belum bisa memastikan. “Nanti kewenanganya ada pada panitia disiplin, yang mencatat semua kejadian. Lalu dilaporkan ke Komdis PSSI, untuk disidangkan,” terangnya. (**)






Editor: Munizar





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos