Refleksi Akhir Tahun, BI: Penurunan Kemiskinan di Lampung Tinggi

img
Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung, Budiyono.

MOMENTUM, Bandarlampung--Bank Indonesia menyatakan penunurunan angka kemiskinan di Provinsi Lampung tinggi.

"Dalam tiga tahun terakhir penunurunan kemiskinan sangat tinggi untuk seluruh Sumatera. Angka kemiskinan saat ini hanya 11 koma dan itu sudah turun dari sebelumnya 14 persen lebih. Jadi penurunan prosentasenya sudah sangat tinggi," kata Kepala Kantor Perwakilan Wilayah (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung Budiyono saat refleksi akhir tahun 2022 dan outlook perekonomian tahun 2023, Senin (26-12).

Artinya, kata dia, memang kita menjaga dua yaitu pertumbuhan didorong dan harga dijaga.

Dia melanjutkan, angka kemiskinan itu perhitungannya adalah bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhan basicnya. "Artinya ada komponen harga. Jadi, ada sebagian masyarakat kita yang tidak termasuk miskin namun terpengaruh saat harga-harga melambung sehingga kesulitan membeli," kata dia.

Baca Juga: BI Proyeksikan Ekonomi Lampung Tumbuh Lima Persen di 2023

"Karena saat harga melambung mereka dapat jatuh di garis kemiskinan itu, nah inilah yang harus dijaga," tambah dia.

Maka dari itu, Presiden dan Mendagri yang setiap Senin rapat bersama kepala daerah karena ingin menjaga hal tersebut.

Agar angka kemiskinan ini tidak lagi naik. Tetapi misalnya harganya tinggi namun daya belinya terbatas sehingga yang selama ini di atas garis kemiskinan akan jatuh. "Nah inilah yang ingin kita jaga," kata dia.

"Saya sudah melihat langkah langkah pemerintah daerah dengan beberapa ikhtiar seperti operasi pasar bantuan transportasi, pasar murah dan termasuk kerjasama antar daerah serta gerakan-gerakan nasional untuk meningkatkan produksi sudah dilaksanakan dengan baik sehingga memberikan hasil signifikan," tambah Budiyono.

Hal tersebut, kata alumnus FEB Unila itu bahwa inflasi (kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu) sudah cukup terkendali. Meski pada September lalu sempat tinggi lantaran harga minyak yang melambung.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos