Sandang Disabilitas Tak Halangi Ridho Jadi Pantarlih

img
Ridho Kuncoro saat melakukan coklit di Labuhanratu.

MOMENTUM, Bandarlampung--"Izin bapak ibu. Perkenalkan, saya Ridho dari Pantarlih Kelurahan Labuhanratu Raya, Kecamatan Labuhanratu. Boleh lihat kartu keluarga dan KTP-nya," ucap Ridho Kunco setiap harinya selama bertugas sebagai Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) di Kota Bandarlampung.

Ridho merupakan penyandang disabilitas yang bertugas sebagai pantarlih yang direkrut Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandarlampung. Dia bertugas di Kelurahan Labuhanratu Raya.

Meski dengan kondisi kedua tangan yang tidak sempurna, Ridho lihai menggunakan pena untuk memastikan data yang dia terima cocok dengan yang sudah dipersiapkan.

Usai mencocokkan KTP dan KK sang pemilik rumah yang didatangi, Ridho bergegas mengeluarkan stiker dan menempelkannya di depan rumah yang dituju.

Pekerjaan tersebut dilakoninya setiap hari selama masa pencocokkan dan penelitian (coklit) data pemilih sejak 14 Februari hingga 14 Maret 2023 nanti.

Selama bertugas melakukan coklit data pemilih, Ridho menggunakan sepeda motor matik yang dimodifikasi khusus untuk digunakannya sehari-hari.

Sambil menggunakan rompi hitam bertuliskan "Pantarlih", Ridho menyusuri rumah warga yang ada di wilayah tugasnya. Meski kakinya ditopang dengan alat bantu (kaki palsu) setiap melangkah.

Pria berusia 27 tahun tersebut menceritakan, awalnya mengikuti rekrutmen pantarlih karena diajak oleh kawan seusianya.

"Kebetulan dari hati juga ingin ikut ini, jadi sekaligus mencari pengalaman juga sebagai penyelenggara pemilihan umum," kata Ridho.

Dalam menjalankan tugasnya, beberapa kendala sempat dialami oleh Ridho. Misalnya, pelaksanaan pantarlih saat ini menggunakan  ponsel pintar melalui aplikasi E-coklit.

Sedangkan, ponsel yang Ridho gunakan mengalami retak di layarnya, sehingga mejadi kendala ketika hendak memasukkan NIK warga yang dicoklit karena keterbatasan kedua lengannya.

Kemudian, beberapa kendala yang sering dialami adalah ketika datang ke rumah warga, namun penghuninya tidak ada.

Meski demikian, kendala-kendala tersebut tidak dijadikan alasan untuk sulit bertugas dan menyurutkan niatnya untuk menyukseskan pesta demokrasi.

"Saya nikmattin aja dan senang juga bekerja sebagai pantarlih. Jadi kayak orang biasa, normal aja," singkat Ridho.

Jika sedang tidak melaksanakan tugas, Ridho sendiri bekerja sebagai mitra ojek online. Sepeda motornya pun diberi alat khusus, sehingga ia bisa menarik gas, meski terkendala dengan kondisi yang sudah dialaminya sejak lahir.
 
Meski memiliki kekurangan pada fisiknya dan sering terbentur kendala selama bertugas, hal tersebut tidak mengurangi Ridho Kuncoro untuk tetap menjalankan tugasnya sebagai pantarlih di Kota Bandarlampung. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos