85.920 Ekor Sapi Sudah Divaksin LSD

img
Ilustrasi

MOMENTUM, Bandarlampung--Puluhan ribu ekor sapi di Lampung telah mendapatkan vaksin pencegahan lumpy skin disease (LSD) atau penyakit kulit infeksius.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Lampung Lili Mawarti menjelaskan, jumlah tersebut merupakan gabungan dari vaksinasi terhadap hewan ternak di UPTD dan perusahaan penggemukan sapi (feedloter) dengan total 85.920.

"Saat ini Provinsi Lampung sudah melaksanakan vaksinasi sebanyak 1.200 ekor untuk ternak yang ada di UPTD lingkup Dinas Peternakan dan Kesehatan. Feedloter juga telah melakukan vaksinasi secara mandiri sebanyak 84.720 ekor," kata Lili kepada harianmomentum.com, Selasa (9-5-2023).

Dia menjelaskan, untuk vaksinasi yang dilakukan UPTD Disnakkeswan tersebar di Lampung Selatan, Lampung Utara dan Tulangbawang.

Selain itu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung juga bakal mendapatkan tambahan 10 ribu vaksin dari Kementerian Pertanian RI.

Vaksin tersebut akan distribusikan ke kabupaten/kota pada Kamis dan Jumat mendatang.

"Alhamdulillah, kita mendapatkan tambahan 10 ribu dosis menjelang Idul Adha dan akan langsung dilakukan vaksinasi dalam waktu dekat," jelasnya. 

Sehingga, dengan adanya tambahan tersebut, maka total hewan ternak yang bakal tervaksin mencapai 95.920 ekor.

Meski demikian, menurut Lili, jumlah tersebut masih jauh dari total populasi sapi dan kerbau di Lampung yang mencapai 865.484 ekor.

"Sehingga perlu partisipasi semua stakeholder terkait dan masyarakat untuk melakukan upaya-upaya pencegahan serta pengendalian penyakit tersebut," jelasnya. 

Dia menyebutkan, hingga saat ini sudah 273 ekor hewan yang terjangkit LSD yang tersebar di sembilan kabupaten/kota.

"Dari jumlah itu, 4 ekor dipotong bersyarat, 2 mati dan 69 ekor sudah dinyatakan sembuh. Sisanya, 197 ekor masih dalam proses pengobatan," sebutnya.

Lili menjelaskan, LSD merupakan penyakit hewan menular yang menyerang pada sapi atau kerbau.

Penyakit itu disebabkan Virus cacar (Pox Virus/Poxviridea) dengan gejala pembengkakan pada kelenjar pertahanan di sekitar kulit yang berlanjut menjadi nodul, pendarahan dan nekrosis.

Kemudian, lesi cacar pada selaput lender saluran pencernaan dan pernapasan, leleran kental pada mata dan hidung serta menyebabkan ganguan pernapasan. 

"Penyebaran penyakit bervariasi dari 45 sampai 50 persen dari populasi ternak dengan angka kematian ternak di bawah 10 persen. Penyakit ini di tularkan melalui gigitan serangga yang dapat menyebar antar ternak jarak dekat maupun jarak jauh," tuturnya. (**)









Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos