Prahara Nasdem, Pengamat Sebut Jadi Pendongkrak Elektabilitas

img
ilustrasi Partai Nasdem.

MOMENTUM, Bandarlampung--Beberapa peristiwa yang tidak mengenakkan bertubi-tubi menghampiri Partai Nasional Demokrat (NasDem) besutan Surya Paloh itu.

Mulai dari kader NasDem yang juga Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Republik Indonesia Jhonny G Plate, ditetapkan menjadi tersangka akibat kasus korupsi BTS Kominfo. 

Kemudian, Menteri Pertanian (Mentan) yang juga kader NasDem Syahrul Yasin Limpo pun terjerat kasus dugaan korupsi.

Sebelum pemberitaan Syahrul mencuat, publik sempat digegerkan dengan pengunduran massal ratusan kader Partai NasDem di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.

Berdasarkan kabar yang beredar, pengunduran itu akibat para kader kecewa dengan nomor urut bacaleg yang ditetapkan dengan permintaan mahar. Namun, pernyataan itu dibantah oleh Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) NasDem Jawa Barat Saan Mustopa.

Teranyar, jagat juga dihebohkan dengan pernyataan mantan Wamenkumham Denny Indrayana bahwa Anies Baswedan akan segera jadi tersangka.

Menanggapi itu, Wakil Ketua Bidang Media dan Komunikasi Partai NasDem Lampung Rakhmat Husein DC mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya penilaian peristiwa yang menerpa NasDem kepada masyarakat. "Soal elektabilitas biar masyarakat yang menilai," kata Husein, Senin (26-6-2023).

Menurutnya, NasDem tidak ingin berburuk sangka atas kasus yang menjerat beberapa kader partainya.

"NasDem sangat menghormati proses hukum. Dari rentetan kasus tersebut, NasDem malah semakin solid kami semakin kuat. Kami semakin bergandengan tangan menghadapi pemilu dan pilpres mendatang," ujarnya.

Artinya, lanjut dia, semakin kuat hantaman kepada NasDem ini makin menguatkan kami.

"Termasuk untuk koalisi perubahan. NasDem jalan terus menghadapi pileg dan menghadapi pilpres. Apapun yang belakangan ini muncul tidak menggoyahkan kami," jelasnya.

Sementara, pengamat politik dan akademisi Universitas Lampung Budiyono mengatakan permasalahan yang dihadapi NasDem sedikit ada pengaruh terhadap penurunan elektabilitas partai.

"Pengaruhnya ada, tapi tidak signifikan," kata Budiyono kepada harianmomentum.com.

Justru, jelas dia, jika Partai NasDem bisa mengkapitalisasi (mengambil kesempatan) hal ini menjadi suatu kezoliman dari penguasa kepada NasDem, tentu akan berefek baik untuk partai.

"Itu kalau NasDem bisa membuktikan bahwa ini adalah kezoliman oleh penguasa ataupun pihak lain. Bisa saja malah bukan menjadi hal buruk bagi NasDem. Tapi menjadi suatu peningkatan elektabilitas untuk NasDem," jelasnya.

Dia menerangkan, masyarakat Indonesia cenderung berpihak kepada orang yang terzolimi.

"Maka kalau NasDem bisa membalikan bahwa ini merupakan motif politik dari pihak yang berkuasa, bisa jadi ini menjadi momentum NasDem malah dapat suara yang signifikan dari masyarakat," terangnya.(**)






Editor: Agus Setyawan





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos