Tragedi Lift Az Zahra, Polresta Beri Sinyal Bakal Tetapkan Tersangka

img
Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Dennis Arya Putra

MOMENTUM, Bandarlampung--Tragedi lift jatuh yang menewaskan tujuh pekerja bangunan di sekolah Az Zahra, masih dalam penyelidikan polisi. Polresta Bandarlampung memberi sinyal segara metetapkan tersangka kasus yang terjadi pada Jumat 7 Juli 2023 itu.

Kasat Reskrim Polresta Bandarlampung, Kompol Dennis Arya Putra mengatakan polisi masih melakukan pendalaman terkait insiden tersebut. Namun, dia mengatakan segera melakukan ekspose kasus tersebut.

"Sabar ya, nanti akan dirilis sama bapak Kapolresta dan Humas," ujar Dennis saat dikonfirmasi, Rabu (12-7-2023)

Disinggung soal tersangka pada kasus itu, Dennis meminta publik bersabar. "Sabar ya, nanti akan segera diumumkan," jelasnya.

Dalam tragedi lift tersebut, menelan sembilan korban: Tujuh orang tewas, dua luka parah. Korban luka dirawat di Rumah Sakit Bumi Waras.

Pada Jumat (7-7-2023), polisi melakukan penyelidikan dan memeriksa delapan saksi. Yakni, Ketua Yayasan Az Zahra, kepala sekolah, satpam, vendor pekerja bangunan, serta tim ahli dari Pusat Laboratorium Forensik Polda Sumatra Selatan.

Untuk mengungkap penyebab lift jatuh tersebut, Polresta Bandarlampung berkoordinasi dengan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polda Sumatera Selatan.

Kasubbid Fisika Komputer Bid Labfor Polda Sumsel, AKBP Arie Hartawan mengatakan sudah memeriksa beberapa bagian yang ada di lokasi jatuhnya lift Sekolah Az Zahra, Jumat (7-7-2023).

"Yang kita periksa pertama yaitu kabin lift barang di bawah, kemudian kita naik ke atas ke alat pengangkutnya, di situ kita temukan ada alat pengangkat wings dengan kabel seling dan kuku macan pengikatnya," ujarnya.

Disinggung berapa kapasitas maksimal lift barang tersebut dan apa diperbolehkan untuk mengangkut orang. Arie menjelaskan masih telusuri spesifikasi mesin lift barang tersebut.

"Itu belum bisa ditentukan, nanti setelah diturunkan wingsnya, baru bisa diketahui dari spek yang ada di mesin. Saya liat di TKP lift itu peruntukannya mengangkut barang, kapasitas maksimum belum bisa ditentukan karena belum mengetahui barangnya. Kalau ditanya bisa tidak digunakan untuk manusia, bisa saja tapi tidak safety (aman)," ucapnya.

Ditanya barang bukti apa saja yang diamankan, ia mengatakan belum bisa membeberkan hal tersebut.

"Sementara barang bukti belum bisa dibicarakan karena saya belum mendapatkan barangnya. Ukuran lift itu 1,5 x 1 meter," katanya.

Sementara itu, penanggungjawab proyek renovasi bangunan, Rahmat mengatakan kejadian tersebut di luar kontrol (lost control). Dia mengaku selalu melakukan pengawasan rutin dalam pengerjaan proyek tersebut.

"Ada 40 orang yang bekerja, lift itu emang khusus untuk barang. Saya ada di lokasi (saat kejadian), kalau pengawasan rutin, diingatkan selalu setiap hari oleh pengawas setiap pagi sebelum bekerja dan dia (pengawas) ikut jadi korban, Jadi ini lost control," ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat (7-7)

Rahmat beralasan para pekerja lewat lift barang tersebut dikarenakan tidak sabar mengantre, lantaran kapasitas maksimum lift barang tersebut hanya enam orang.

"Karena pekerja kalau lewat dalam harus lepas sepatu, harus lewat tangga mungkin tidak mau mengantri. Jadi tingkat kesabaran aja, yang kapasitasnya untuk enam orang dipakai sembilan orang," ucapnya.

Dia mengungkapkan bahwa proyek renovasi bangunan tersebut bersifat perseorangan dan sudah berlangsung sejak April 2023.

"Sudah sejak April 2023, ini perseorangan. Saya langsung yang rekrut pekerja, saya yang mengajukan kerjaan atau item pekerjaaan ke admin. Ya (proyek) cuma nutup outdoor jadi indoor," katanya. (*)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos