Ganjar Pranowo (kiri), Prabowo Subianto (tengah) dan Anies Rasyid Baswedan (kanan). Ist
MOMENTUM, Bandarlampung--Partai Golongan Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (pileg) 2024.
Pengamat politik dan akademisi Universitas Lampung Budiyono mengatakan, dengan bergabungnya Golkar dan PAN mendukung Prabowo, dapat diperkirakan akan ada tiga pasang capres dan wakil presiden (cawapres) yang akan bertarung pada pilpres 2024.
"Menurut saya dengan bergabungnya Golkar, PAN dan PKB yang telah lebih dulu mendukung capres dari Partai Gerindra Prabowo maka akan ada tiga calon presiden pada pemilihan presiden bulan Februari 2024 mendatang," kata Budiyono, Selasa (15-8-2023).
Poros pertama, kata Budiyono, yaitu Ganjar Pranowo yang telah diusung partainya yakni PDIP dan PPP. Kemudian poros kedua yaitu, Anies Baswedan yang paling wahid dideklarasikan oleh koalisi perubahan terdiri atas Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS.
"Prabowo yang sebelumnya telah diusung Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) gagasan Gerindra dan PKB. Dan belum lama ini Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang hanya tinggal Golkar dan PAN pun turut bergabung berkoalisi bersama mendukung Prabowo," ujarnya menerangkan.
Ia menyampaikan, dari ketiga poros tersebut popularitas Prabowo masih menempati urutan teratas.
"Menurut beberapa hasil survei calon presiden Prabowo menempati urutan teratas. Tetapi menurut saya hasil survei ini masih dinamis dan kemungkinan akan ada terjadinya pergeseran apabila sudah diumumkanya para calon wakil presiden dari para capres tersebut," jelasnya.
Sedangkan, lanjut Budiyono, untuk basis pendukung di Lampung saya perkirakan masih besar dipegang oleh capres Ganjar Pranowo.
"Tetapi mungkin saja ke depan masih ada pergeseran lagi dengan bergabungnya Golkar dan PAN ke Prabowo," ucapnya.
Sebelumnya, PAN, Golkar dan PKB resmi memberikan dukungannya terhadap bakal capres Prabowo Subianto ditandai dengan pemberian surat dukungan resmi kepada Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra oleh masing-masing pemimpin partai, Ahad (13-8-2023).
Sejumlah kader-kader partai tersebut di Provinsi Lampung pun menyambut baik koalisi itu, dan akan segera membangun komunikasi-komunikasi antar partai.
"Secara prinsip kita akan siap melaksanakan seluruh dari putusan DPP Golkar," ujar Sekretaris DPD 1 Golkar Lampung Ismet Roni.
Menurut Ismet, pihaknya tidak ada kesulitan membangun komunikasi dengan partai koalisi pengusung Prabowo di Provinsi Lampung.
"Ya tidak ada kesulitan didalam membangun komunikasi dengan partai koalisi di Lampung," terang Ismet.
Bendahara DPD Gerindra Lampung Elly Wahyuni bersyukur dengan bertambahnya partai yang mengusung Prabowo Subianto pada pertarungan Pilpres 2024.
"Kami kader mengucapakan terima kasih atas dukungan Golkar, PAN dan PKB sehingga tambah kuat dan bersatu untuk memenangkan Prabowo sebagai presiden," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Lampung Irham Jafar Lan Putra mengatakan pihaknya mendukung Prabowo bukan untuk yang pertama kali.
"Sejak pilpres 2014 PAN sudah mendukung Prabowo, hanya nasib saja belum menang. Namun untuk 2024 PAN akan all out bekerja untuk kemenangan Prabowo," kata dia.
"Soal pencapresan ini yang jelas DPW Lampung menyerahkan sepenuhnya kepada Ketum Zulhas," imbuhnya.
Diketahui, dengan resminya kerja sama antara Gerindra, Golkar, PKB dan PAN, maka kubu Prabowo menghimpun kekuatan koalisi lebih dari 46 persen.
Angka ini jauh melampaui ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold yang mensyaratkan capres-cawapres diusung partai atau gabungan partai dengan minimal perolehan 20 persen dari kursi DPR atau 25 persen suara sah nasional.
Dihitung dari perolehan kursi DPR, perincian peta kekuatan koalisi pendukung Prabowo yakni:
-Partai Gerindra: 78 kursi (13,57 persen);
-Partai Golkar: 85 kursi (14,78 persen);
-PKB: 58 kursi (10,9 persen);
-PAN: 44 kursi (7,65 persen);
Total: 46,9 persen.
Di luar itu, Prabowo juga mendapat dukungan dari partai politik non Parlemen yakni Partai Bulan Bintang (PBB) pimpinan Yusril Ihza Mahendra.
Sementara, dukungan tiga partai politik parlemen, koalisi pendukung Anies Baswedan (Nasdem, PKS dan Demokrat) mengumpulkan kekuatan sekitar 28 persen. Perinciannya yaitu:
-Partai Nasdem: 59 kursi (10,26 persen);
-Partai Demokrat: 54 kursi (9,39 persen);
-PKS: 50 kursi (8,70 persen);
Total: 28,35 persen.
Rencana pencapresan Anies juga mendapat dukungan dari partai politik non Parlemen yakni Partai Ummat besutan Amien Rais.
Kemudian, lebih praktis, Ganjar Pranowo hanya didukung oleh dua partai politik Parlemen yang kekuatannya tak melebihi koalisi pendukung Prabowo dan Anies, yakni 25 persen. Berikut perinciannya:
-PDIP: 128 kursi (22,26 persen);
-PPP: 19 kursi (3,30 persen);
Total: 25,56 persen.
Namun demikian, rencana pencapresan Ganjar juga didukung oleh dua partai politik non parlemen yakni Partai Hanura dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). (*)
Editor: Muhammad Furqon