MOMENTUM, Bandarlampung—Musim kemarau dan dampak badai Elnino, masyarakat Bandarlampung diminta waspada bencana kebakaran. Terutama warga di tinggal di lima kecamatan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandarlampung Anthony Irawan menyebut lima kecamatan yang dinilai rawan kebakaran: Sukabumi, Wayhalim, Kedaton, Telukbetung Selatan dan Labuhanratu.
"Berdasarkan evaluasi data kejadian yang kami miliki, ada lima kecamatan yang rawan terjadi kebakaran lahan. Yaitu Sukabumi, Wayhalim, Kedaton, Telukbetung Selatan dan Labuhanratu," kata Anthony kepada harianmomentum.com, Jumat (25-8-2023).
Menyebut data yang dimiliki Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Bandarlampung, kata dia, pada Juni 2023 terjadi 10 kebakaran, Juli sebanyak 15 kali, sampai 24 Agustus 2023 ini terjadi kebakaran sebanyak 23 kali.
"Memang intensitas kejadian kebakaran pada bulan Agustus, dua minggu terakhir sangat signifikan kenaikannya, karena salah satu faktornya kemarau disebabkan badai Elnino," sebutnya.
Pasalnya, Anthony menjelaskan, pada Agustus ini didominasi kebakaran lahan. "Pada Agustus ini ada sebanyak 11 kasus kebakaran lahan, kemudian dua bangunan penduduk, tiga bangun Industri dan kendaran mobil sebanyak empat kali," jelas dia.
Dia menjelaskan, dari peristiwa kebakaran periode Juni hingga Agustus tidak ada yang memakan korban jiwa.
"Alhamdulillah tidak ada korban jiwa yang disebabkan oleh terjadinya kebakaran. Untuk kebakaran gedung penyebabnya didominasi oleh konsleting listrik," imbuhnya.
Anthony menuturkan, kebakaran lahan paling luas terjadi di Jalan Pangeran M Noer, Telukbetung Selatan, Kota Bandarlampung, pada Selasa (15-8-2023).
Tidak hanya terluas, namun juga paling lama proses pemadamannya hingga memakan waktu sampai 16 jam.
"Saat itu petugas kesusahan melakukan pemadaman karena lokasi yang menjadi kebakaran ini adalah timbunan sampah dan medannya jurang dan terjal," tuturnya.
Selain itu, lamanya proses pemadaman juga disebabkan tumpukan sampah tersebut sudah ada sejak puluhan tahun lalu.
"Tidak hanya di bagian atas saja yang terbakar, namun di bawah tumpukan sampah tersebut juga ikut terbakar, kedalaman hampir tujuh meter, sampah yang terbakar limbah karet ban kendaraan," terangnya.
Kemudian, Anthony melanjutkan, untuk upaya pemadaman juga dibantu menggunakan alat berat yang dimiliki oleh dinas PU.
"Karena area yang terbakar dekat dengan pemukiman, kita putuskan untuk menggunakan alat berat milik dinas PU ditimbun dengan tanah," imbuhnya.
Anthony menjelaskan, penyebab dari kebakaran tersebut lantaran ada warga yang membakar sampah sembarangan.
"Berdasarkan informasi yang didapat dari warga setempat, penyebab kebakaran tersebut dikarenakan ada warga yang membakar sampah hingga menimbulkan kebakaran. Tetapi dalam kepastiannya masih dalam penyelidikan pihak kepolisian," tuturnya.
Dia menjelaskan, dari tahun yang lalu di periode 2022 tren kasus kebakaran mengalami kenaikan.
"Melihat tren kasus kebakaran ini meningkat, kejadian kebakaran di tahun 2022 itu ada 96 kasus kebakaran. di 2023 sampai saat ini saja di bulan Agustus sudah ada 82 kasus kebakaran," jelas dia.
Dia juga mengimbau masyarakat tidak diperkenankan untuk membakar sampah apapun alasannya, disarankan menggunakan petugas kebersihan yang sudah disediakan oleh pemerintah kota setempat.
"Sehingga bisa meminimalisir terjadinya kebakaran lahan, hasil evaluasi data penyebab kebakaran sendiri terjadi karena ada kelalaian manusia dengan membakar sampah atau membuang sembarangan puntung rokok," katanya, (*)
Editor: Muhammad Furqon