MOMENTUM, Bandarlampung--Peresmian Bendungan Margatiga di Lampung Timur (Lamtim) masih terkendala pembebasan lahan. Sehingga, peresmian yang sebelumnya dijadwalkan pada Desember 2022, terpaksa ditunda.
Padahal, untuk pembangunan fisik Bendungan Margatiga tersebut sudah mencapai 100 persen.
Hal itu disampaikan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung, Roy Panagom Pardede saat diwawancarai, Rabu (25-10-2023).
"Untuk fisik sudah selesai, tapi yang masalah sampai saat ini adalah pengadaan tanahnya. Karena masuk ke kawasan hutan dan dalam kawasan itu ada masyarakat yang tinggal," kata Roy.
Menurut dia, masyarakat yang tinggal kawasan tersebut mengharapkan ganti rugi. Sehingga, BBWS Mesuji Sekampung berkoordinasi dengan instansi terkait.
"Kita masih komunikasikan ke instansi terkait. Seperti Kementerian PUPR, BPN, Kementerian Keuangan," jelasnya.
Dia menenyebutkan, masih ada sekitar 20 persen lahan yang masuk Bendungan Margatiga belum dilakukan pembebasan.
"Tapi kalau di luar kawasan hutan juga kita selesaikan. Itu ada lahan masyarakat, kita lakukan koordinasi dengan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN)," tuturnya.
Diketahui, Bendungan Margatiga membendung aliran Way (sungai) Sekampung untuk dimanfaatkan sebagai pengairan Daerah Irigasi (DI) dengan luas 16.588 hektare, DI Jabung kiri 5.638 hektare dan potensi DI Jabung kanan 10.950 hektare.
Bendungan Margatiga memiliki kapasitas tampung 42,31 juta meter kubik dengan luas genangan 2.314 hektare juga dipersiapkan untuk memasok air baku sebesar 0,8 meter kubik perdetik untuk Kabupaten Lampung Timur. Luas wilayahnya sekitar 5.325,03 kilometer persegi atau sekitar 15 persen dari total wilayah Provinsi Lampung.
Bendungan Margatiga didesain dengan konstruksi tipe urugan yang memiliki tinggi mencapai 28,75 meter, panjang puncak 321,76 meter, dan lebar puncak 7 meter.
Dengan saluran pengelak tipe open chanel, bendungan ini diproyeksikan dapat mereduksi banjir sebesar 83,10 m3/detik untuk sebagian wilayah Bandar Lampung dan Lampung Timur.
Pembangunan Bendungan Margatiga menggunakan anggaran APBN secara multi years contract (MYC) tahun 2017-2022 dengan nilai kontrak Rp846 miliar.
Secara nasional, sejak tahun 2015 hingga 2021 Kementerian PUPR telah menyelesaikan 29 bendungan untuk mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air di Indonesia.
Pada tahun 2022, direncanakan sebanyak 9 bendungan selesai dan dilanjutkan pada 2023 sebanyak 13 bendungan. (adw)
Editor: Agung Darma Wijaya