MOMENTUM, Bandarlampung--Makan siang yang dilakukan Presiden Joko Widodo bersama tiga bakal calon presiden (Capres) di Istana Merdeka, Senin (30-10-2023), ditanggapi berbagai pihak.

Seperti halnya pengamat politik FISIP Universitas Lampung (Unila) Bendi Juantara yang menilai pertemuan itu bisa menurunkan suhu politik yang panas.

"Ya, pertama kalau dilihat dari pertemuan itu, kehadiran masing-masing capres ini kan sebagai sosok yang mewakili atau refresentasi dari pasangannya serta koalisi pendukungnya," kata Bendi, Rabu (1-11-2023).

Dia mengatakan, dimungkinkan Jokowi meminta tiga capres sebagai kandidat kepala negara untuk menjaga stabilitas politik.

"Karena sudah terlihat ada tiga pasangan calon yang akan berkompetisi dalam pilpres maka ada kemungkinan Jokowi meminta kepada kandidat agar bersama-sama turut serta menjaga stabilitas politik nasional," terangnya.

Menurutnya, stabilitas politik negara penting karena berkorelasi pada berbagai aspek.

"Misal aspek ekonomi atau aspek sosial, jadi pertemuan tersebut juga agendanya memang bertujuan kearah sana," jelasnya.

Apalagi, lanjut dia, Jokowi biasa menggunakan cara makan bersama.

"Jadi, setidaknya dengan adanya pertemuan tersebut yang tadinya ada isu miring dan menimbulkan prasangka yang buruk kan bisa dikomunikasikan dengan baik melalui makan bersama ini," tuturnya.

Disinggung apakah kegiatan makan siang itu juga Jokowi ingin menegaskan bahwa dia berada di posisi netral, Bendi tidak membenarkan dan juga tidak menampik.

"Saya tidak melihat kearah sini sih ya, tidak melihat ini kaitan tentang politik personal Jokowi dan keluarganya," kata dia.

Diketahui, dalam kesempatan makan siang itu, Jokowi, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto kompak mengenakan kemeja batik berlengan panjang.

Momen makan siang itu pun berlangsung secara tertutup.

Sementara, cawapres Mahfud MD, Gibran Rakabuming Raka dan Muhaimin Iskandar juga dikabarkan akan diundang oleh wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam waktu dekat ini. (**)