MOMENTUM, Blambangan Pagar -- Armada pengangkut batubara milik perusahaan Sumber Cipta Energy (SCE) mengalami kecelakaan tunggal di Jalan Lintas Tengah Sumatera (Jalinteng) Blambangan Pagar, Lampung Utara.
Mobil tronton bernopol B 9927 WYT dari Tanjungenim, Sumatera Selatan dengan tujuan Cilegon Banten itu terguling dan menghantam rumah warga setempat, sekitar pukul 06.00 WIB, Senin 22 April 2024.
Menurut pengakuan sopir, Hasbuloh (29), dia mengantuk hingga menyebabkan mobil oleng ke kiri dan akhirnya kecelakaan tak bisa terelakkan.
"Ngantuk bang, udah enggak kerasa lagi, tau-tau udah (oleng) ke kiri aja. Saya baru 5 - 6 kali lewat sini, enggak nentu, kadang siang, kadang malam, kadang juga pagi. Dari perusahaan SCE (Sumber Cipta Energy) Jakarta, muatan (batubara) sekitar 38 sampai 39 Ton," ujar Hasbuloh, di lokasi kejadian.
Berdasarkan keterangan sopir, pihak kepolisian sudah tiba di lokasi dan dia sudah dimintai keterangan, termasuk surat jalan juga sudah diserahkan ke pihak kepolisian.
"Surat jalan tadi sudah diambil polisi. Tadi sudah ada polisi yang kesini (TKP), bos juga sudah tahu kejadian ini," tuturnya.
Rekan seprofesinya, Winarto (29) yang juga satu perusahaan dengan Hasbuloh mengatakan selama ini memberikan sejumlah uang pengamanan di jalan saat melintas di wilayah Lampung Utara. Dia mengaku menyetorkan uang Rp80 ribu saat melintas di pos penjagaan yang berada di Simpang Rengas Kecamatan Abungtinggi.
"Di Simpang Rengas ngasih Rp80 ribu. Cuma di pos itu saja di Lampung Utara, kawan-kawan (sopir batubara) berhenti, kita ikut berhenti juga. Ngasih duit Rp80 ribu, terus surat jalan di foto. (Uang) untuk keamanan jalan, (disuruh) pihak perusahaan," ungkapnya.
Dia mengaku hanya sebagai sopir armada untuk angkutan batubara. Tidak mengetahui pemilik hasil tambang (batubara) yang dibawa.
"Kita cuma angkutannya (armada) saja, (pemilik) Batubaranya enggak tahu siapa, biasanya dikasih uang jalan Rp4,4 juta rupiah sekali jalan. Untuk bayar pos-pos pengamanan dijalan, sama untuk solar," imbuhnya.
Sementara itu, Rosida (68) warga yang rumahnya tertimpa muatan batubara, kesal dengan kendaraan batubara yang melintas. Akibat armada batubara berlebihan muatan kecelakaan, dia menjadi korban. Kediamannya rusak tertimpa muatan batubara.
"Itu kamar yang jebol. Sangat terganggu lah dengan mobil batubara, siang malem enggak pernah berhenti lewat. Lewat terus, makanya jalannya ini pada legok-legok (rusak). Pernah motor kecelakaan tempo hari, sampai masuk kebawah rumah ini," ucap warga.
"Jangan muat lewat sini lagi lah, muat saja lewat kereta, jalan kita rusak, soalnya kalau enggak ada (armada) batubara jalan kita kan enggak rusak. Karena berat, liat ini entah berapa ton ini, stop saja lah," timpalnya.
Imbas dari kecelakaan tersebut, selain merusak rumah warga, fasilitas milik negara berupa tiang listrik di desa Blambangan Pagar roboh hingga menyebabkan kabel listrik putus dan pemadaman lampu cukup lama. Pantauan d ilokasi, pihak PLN masih bekerja membenahi jalur listrik warga desa setempat. (**)
Editor: Muhammad Furqon