MOMENTUM, Bandarlampung-- Partisipasi pemilih yang menggunakan hak suaranya dalam pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 tampaknya menurun.
Penelusuran harianmomentum.com di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS), tak cukup ramai. Hal ini, mengindikasikan, banyak warga yang tidak menggunakan hak suara alias golongan putih (golput).
Bahkan, ada yang hampir setengah dari jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di TPS tersebut. Kondisi tersebut banyak ditemui di Kota Bandarlampung.
Seperti yang terjadi di TPS 002 Sukabumi. Total mata pilih berjumlah 539. Suara sah hanya 228, surat suara rusak 16 lembar. Sedangkan surat suara yang tidak digunakan ditambah 2,5 persen (sekitar 14) surat suara cadangan, sebanyak 295 lembar.
Kemudian, TPS 010 Sepangjaya, Labuhanratu terdapat 293 suara sah dan 22 suara tidak sah. Sedangkan total mata pilih terdapat 582. Artinya ada 267 surat suara yang tidak digunakan atau pemilih tak hadir.
Contoh selanjutnya ada di TPS 001 Sukajawa, Tanjungkarang Barat. Dari jumlah DPT 534, hanya 262 suara yang digunakan pemilih. Sedangkan surat suara yang tidak digunakan termasuk surat suara cadangan sebanyak 286 surat suara.
Menanggapi fenomena itu, Komisioner KPU Bandarlampung Een Riansah mengatakan pihaknya belum dapat memberikan tanggapan.
Sebab, pihaknya masih menunggu hasil pleno kecamatan selesai secara keseluruhan. "Izin, kami belum bisa memberikan komentar, kita tunggu sampai pleno kecamatan secara keseluruhan," kata Een kepada harianmomentum.com, Rabu (27-11-2024) malam.
Sementara, Komisioner Bawaslu Bandarlampung, Muhammad Muhyi mengakui adanya penurunan partisipasi pemilih. Namun, ia tak mau menanggapi lebih dalam. Sebab hal itu merupakan ranah KPU yang bertugas meningkatkan partisipasi pemilih.
"Ya sepertinya memang begitu, tapi KPU yang pas menanggapi ini. Namun dari beberapa TPS yang kita monitoring memang terdapat banyak pemilih yang tidak menyalurkan suaranya," kata Muhyi.
Ia menjelaskan, saat ini pihaknya tengah merampungkan proses rekapitulasi terkait pendistribusian C pemberitahuan KWK atau C6.
"Sudah selesai pendataan, sedang proses input. Nanti kita sampaikan berapa yang mendapat undangan dan tidak," jelasnya.
Muhyi menuturkan, berdasarkan pengawasan dari Bawaslu Bandarlampung, ada dua hal yang mungkin saja membuat penurunan partisipasi masyarakat.
"Selain keterlambatan pembagian C pemberitahuan KWK yang baru diterima di kecamatan pada tanggal 23 November, mungkin jarak TPS juga menjadi hambatan pemilih," tuturnya.
Diketahui, pada Pilkada 2020 lalu, di Bandarlampung tingkat partisipasi pemilih mencapai 69 persen. Sedangkan pada Pilpres 2024 tingkat partisipasi di Bandarlampung mencapai 76 persen. Tinggal melihat berapa persen partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 ini, naik atau turun? (**)
Editor: Muhammad Furqon