Januari 2025, Ditemukan 181 Kasus Demam Berdarah di Tubaba

img
Ilustrasi. ist.

MOMENTUM, Panaragan -- Sepanjang 2024, demam berdarah di Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) ditemukan 722 kasus, dan pada Januari 2025 mencapai 181 kasus.

Data Dinas Kesehatan Tulangbawang Barat itu diungkapkan Eka Riana, sekretaris Dinkes Tubaba kepada Harian Momentum di ruang kerjanya, Rabu 22 Januari 2025.

"Tahun lalu yang meninggal dunia karena terserang demam berdarah dengue (DBD) itu satu orang, sekitar bulan Desember 2024," ungkapnya, mendampingi Kadis Kesehatan Tubaba Majril.

Ia menerangkan, semua data yang terserang DBD berdasarkan catatan dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) masing-masing yang berada di semua Tiyuh/Desa kabupaten Tubaba.

"Semua data ini hasil rekapan dari semua puskesmas Tulangbawang Barat, dan yang meninggal pun yang sudah tercatat akibat sakit DBD," katanya.

Untuk pergantian iklim atau perubahan cuaca pada tahun ini, menurut Sekretaris Dinas Kesehatan, mulai dari Oktober 2024 tercatat 32 kasus, November 71 kasus, Desember 165 kasus dan Januari 2025 sebanyak 181 kasus dari 16 tiyuh yang tersebar 100 tiyuh dan 3 kelurahan di kabupaten Tubaba.

"Jadi keseluruhannya, mulai dari Januari 2024 hingga Januari 2025 tercatat 903 kasus DBD yang melanda di Tulangbawang Barat," urai Eka Riana.

Eka menjelaskan, jika pihaknya sudah membuat surat edaran himbauan kewaspadaan dini kejadian luar biasa (KLB) DBD yang sudah di tandatangani oleh Penjabat Bupati Tulangbawang Barat Muhammad Firsada.

"Surat himbauan itu kita berikan kepada semua Puskesmas, jika di musim penghujan dengan kewaspadaan dini peningkatan kasus DBD," cetusnya.

Menurut Eka, Pihak Dinas Kesehatan juga sudah melakukan kerja sama dengan pihak rumah sakit dan klinik yang berada di Tubaba, kiranya, setiap ada kasus DBD agar di infokan ke Puskesmas atau Dinas terkait saat pasien masuk dan ditegakkan diagnosa DBD.

Eka berpesan kepada seluruh pegawai Puskesmas agar selalu aktif memperhatikan keluhan dilingkungan terkait DBD, untuk melakukan penyelidikan epidemiologi (PE), setiap ada kasus DBD segera melaporkan hasil PE ke Dinas Kesehatan.

"Pihak kita sudah melakukan foging fokus pada setiap kasus yang sudah positif di temukan adanya penyakit DBD di wilayah tersebut," katanya. 

Eka Riana berharap kepada masyarakat agar selalu menjaga lingkungan masing-masing, seperti melakukan pemberantasan sarang nyamuk menutup, menguras, dan mendaur ulang sampah yang bisa menampung air hujan serta lotion atau racun anti nyamuk dan memakai kelambu saat tidur.

"Kita selalu melakukan penyuluhan ke masyarakat agar sadar adanya ancaman penyakit DBD di saat musim hujan. Kita juga sudah melakukan abatenisasi disetiap ada kasus DBD dengan cara membagikan bubuk abate sesuai kebutuhan," bebernya. (**)






Editor: Muhammad Furqon





Leave a Comment

Tags Berita

Featured Videos