MOMENTUM, Bandarlampung--Lembaga antariksa China National Space Administration (CNSA) tengah mengembangkan akan membangun satelit yang berorbit di bulan.
Universitas Bandar Lampung (UBL) terlibat langsung dalam projek satelit yang ditargetkan rampung pada 2030.
UBL menjadi satu-satunya universitas yang menjadi perwakilan Indonesia dalam projek bernama International Lunar Research Station. Untuk mensukseskan projek tersebut, UBL mengirimkan dua orang peneliti dari Pusat Studi Mekatronika dan Otomatisasi UBL yaitu Riza Muhida dan Muhammad Riza.
Riza Muhida mengatakan tujuan pembangunan stasiun luar angkasa ini adalah untuk membangun ekosistem fungsional kehidupan di bulan.
"Nama proyeknya Pembangunan International Lunar Research Station. Merupakan kolaborasi internasional berbagai negara dengan berbagai bidang ilmu untuk membangun ekosistem fungsional kehidupan di bulan.
"Jadi dari China itu menginginkan berbagai negara di dunia untuk mengeksplorasi bulan termasuk Indonesia. Kebetulan dari Indonesia, UBL terpilih dan saya yang diundang," katanya, Sabtu (1-2-2025).
Menurut Riza, bulan adalah milik masyarakat internasional maka China melibatkan berbagai negara seperti Jepang, Korea, Indonesia hingga Rusia. untuk membangun satelit tersebut. Dalam pelaksanaannya, kata Riza Indonesia akan membuat satu satelit.
"Untuk membuat satelit di bulan itu, mereka memerlukan kerjasama beberapa lembaga di dunia untuk penelitian, di bulan. Salah satunya di Indonesia. Sampai saat ini kami diminta untuk presentasi terkait perkembangan satelit di Indonesia," jelasnya.
"Kemudian, untuk publikasi satelitnya dibantu kerjasama juga di Cina di tahun 2030. Sekarang tahapnya, mulai diskusi kita menyiapkan desain satelitnya, mereka juga meminta alumni kita untuk ikut dalam pembuatan satelit tersebut. Dari Indonesia nanti akan kita kirim juga ke Cina untuk membuat satelit tersebut untuk diluncurkan," sambung Riza.
Untuk proyek yang tengah digarapnya bersama sejumlah mahasiswa Universitas Bandar Lampung dalam keikutsertaannya, Riza menyebutkan akan mengusulkan ke pemerintah China upaya membangun ekosistem di Bulan.
"Dari hasil diskusi dengan China kita optimis, karena mereka akan membantu tidak hanya dari segi biaya peluncuran, tapi juga membantu pembuatan satelitnya. Kita juga pernah membuat benda kecil yang untuk eksperimen di angkasa luar jadi misalkan kita bisa membuat suatu boks, membuat cahaya matahari buatan dan sistem pertanian di dalam boks itu, nanti sistemnya diluncurkan di angkasa. Apakah bisa menumbuhkan tanaman padi, kedelai. Itu yang juga coba kita usulkan," tandasnya.(**)
Editor: Agus Setyawan