MOMENTUM, Tanggamus--Harapan besar untuk kejayaan olahraga di Kabupaten Tanggamus kembali digelorakan. Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tanggamus menggelar Rapat Kerja bersama seluruh cabang olahraga se-kabupaten setempat.
Raker bertempat di Padepokan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Tanggamus, Selasa (09-09-2025).
Acara ini dihadiri oleh para pengurus cabang olahraga (cabor), pelatih, serta perwakilan atlet yang datang dengan semangat namun juga membawa beban rasa getir. Pasalnya, dunia olahraga Tanggamus masih menghadapi berbagai keterbatasan, mulai dari sarana dan prasarana, pendanaan, hingga minimnya perhatian serius dari berbagai pihak.
Ketua KONI Kabupaten Tanggamus, Hi. Nuzul Irsan, S.E., dalam sambutannya tak kuasa menyembunyikan keharuan. Dengan suara bergetar, ia menyampaikan bahwa perjuangan atlet dan pelatih di daerah ini ibarat bertarung tanpa perlengkapan.
“Banyak atlet kita berjuang dengan segala keterbatasan. Mereka berlatih di lapangan seadanya, dengan perlengkapan minim, bahkan ada yang harus patungan hanya untuk sekadar membeli bola atau sepatu. Tapi semangat mereka tidak pernah padam. Saya sedih sekaligus bangga melihat pengorbanan ini,” ungkap Nuzul, disambut suasana hening penuh haru di ruangan.
Lebih lanjut, Nuzul menegaskan bahwa rapat kerja ini bukan hanya formalitas, melainkan momentum untuk menyatukan langkah memperjuangkan martabat olahraga Tanggamus. Ia berharap agar hasil rapat dapat menjadi pijakan nyata bagi peningkatan prestasi atlet di masa depan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Tanggamus, Zulfadli, menegaskan bahwa pihaknya memahami jerit perjuangan para atlet dan pelatih. Ia mengakui bahwa keterbatasan anggaran menjadi salah satu hambatan utama, namun pemerintah daerah berupaya mencari solusi terbaik.
“Jangan pernah merasa sendiri. Kami di Dispora bersama KONI akan terus mencari jalan agar olahraga di Tanggamus tidak lagi dianggap sebelah mata. Atlet kita punya potensi besar, hanya saja terkadang tak sejalan dengan dukungan yang ada. Itu kenyataan pahit yang harus kita hadapi bersama,” tutur Zulfadli dengan nada berat.
Beberapa perwakilan cabor yang hadir pun menyampaikan kisah pilu. Ada atlet yang harus berhenti berlatih karena tak sanggup membiayai ongkos transportasi ke lokasi latihan. Ada pula pelatih yang tetap setia mendampingi anak didiknya meski honor tak seberapa.
Meski begitu, rapat kerja ini menjadi ruang pertemuan harapan. Diskusi berjalan panjang, penuh masukan dan unek-unek yang selama ini terpendam. Semangat kebersamaan begitu terasa, seolah menjadi energi untuk menepis rasa putus asa.
Pada penutupan acara, sejumlah atlet tampak menitikkan air mata. Bukan semata karena kesedihan, melainkan karena rasa haru bahwa masih ada wadah dan ruang untuk memperjuangkan nasib mereka.
Rapat Kerja KONI Tanggamus tahun 2025 ini pada akhirnya melahirkan tekad bersama: olahraga Tanggamus tidak boleh mati. Dengan segala keterbatasan, mereka akan terus berjuang, meski jalannya penuh liku.
“Olahraga adalah harga diri, dan harga diri itu tidak boleh dipertaruhkan hanya karena kita miskin fasilitas. Kita akan terus melangkah, dengan air mata sekalipun,” tutup Nuzul Irsan (**)
Editor: Agus Setyawan